Denpasar (Antara Bali) - Pasar Amerika Serikat menyerap paling banyak perabot dan penerangan rumah tangga dari Bali yang mencapai 9,53 persen dari total nilai jenis matadagangan tersebut sebesar 2,123 juta dolar AS selama bulan Juli 2016.
"Kerajinan dari bahan baku bambu yang dihiasi dengan anyaman rotan juga diserap oleh pasaran Australia 7,85 persen dan Jepang 6,26 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu juga diserap pasaran Singapura 1,72 persen, Hongkong 0,75 persen, Jerman 2,85 persen, China 0,23 persen, Prancis 3,18 persen, Belanda 2,07 persen dan Taiwan 1,11 persen.
Sedangkan sisanya 49,42 persen diserap oleh berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena perabot dan penerangan rumah itu sangat diminati konsumen luar negeri.
Adi Nugroho menambahkan, perabot dan penerangan rumah tangga itu juga termasuk di antaranya kursi, lemari, meja, tempat tidur dan pembatas ruangan yang dibuat unik, antik dan menarik.
Demikian pula akar bambu yang diolah seniman menyerupai patung unik dan antik yang juga diminati konsumen luar negeri, terutama asal Perancis, Jerman dan Belanda.
Adi Nugroho menambahkan, nilai ekspor perabot dan penerangan rumah tersebut sebesar 2,123 juta dolar AS selama bulan Juli 2016, merosot hingga 56,56 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 4,889 juta dolar AS.
Perolehan tersebut jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga menurun 25,15 persen, karena pengapalan perabot dan penerangan rumah pada bulan Juli 2015 menghasilkan 2,837 juta dolar AS.
Dengan demikian pengapalan perabot dan penerangan rumah hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 7,54 persen dari total nilai ekpor Bali sebesar 28,158 juta dolar AS, juga menurun dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 48,050 juta dolar AS, ujar Adi Nugroho. (WDY)