Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa sebesar 2,80 juta dolar AS dari pengapalan komoditas perabotan dan penerangan rumah tangga selama September 2017 atau merosot 917.708 dolar AS atau 24,63 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 3,72 juta dolar AS.
"Demikian pula dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya menurun 1,44 juta dolar AS atau 33,95 persen, karena September 2016 pengiriman perabotan dan penerangan rumah itu menghasilkan 4,25 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, pengapalan perabotan dan penerangan rumah tangga itu mampu memberikan kontribusi sebesar 6,36 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 44,15 juta dolar AS selama bulan September 2017, meningkat 1,08 juta dolar AS atau 2,51 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 43,07 juta dolar AS.
Sedangkan dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, perolehan devisa tersebut juga naik 3,64 juta dolar AS atau 8,99 persen, karena bulan September 2016 hanya meraup devisa sebesar 40,51 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan, perabotan dan penerangan rumah hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat, yakni sebesar 18,58 persen, menyusul Australia 11,83 persen, dan Prancis 4,83 persen.
Selain itu, juga menjangkau pasaran Jepang 3,80 persen, Singapura 2,84 persen, China 2,48 persen, Hong Kong 0,53 persen, Jerman 1,50 persen, Brazil 1,66 persen, Thailand 1,38 persen, dan sisanya 50,58 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Adi Nugroho menambahkan, perabotan dan penerangan rumah tangga yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu dihiasi degan anyaman rotan, sehingga sangat unik dan antik seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur dan pembatas ruangan.
Selain itu, juga ada berupa patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu yang banyak diminati pasaran luar negeri, terutama konsumen asal Amerika Serikat, Australia, dan Prancis.
Patung dari akar bambu banyak diproduksi oleh perajin dan seniman dari Kabupaten Bangli dan Gianyar berupa binatang, bebek, topeng dengan muka manusia tua berjenggot dan patung yang disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.
Akar bambu biasanya tumbuh berumpun, dan perajin yang kreatif mampu mengolah akar tersebut menjadi patung wayang atau binatang yang sangat disenangi masyarakat konsumen di luar negeri, ujar Adi Nugroho. (WDY)
BPS: Ekspor Perabotan Rumah dari Bali Merosot
Sabtu, 2 Desember 2017 10:07 WIB