Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa sebesar 4,88 juta dolar AS dari pengapalan matadagangan perabot dan penerangan rumah selama bulan Juni 2016, meningkat 40,80 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 3,47 juta dolar AS.
"Perolehan devisa tersebut juga naik 36,17 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena pada Juni 2015 hanya mengantongi sebesar 3,59 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, ekspor perabot dan penerangan rumah itu mampu memberikan kontribusi sebesar 10,18 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 48,05 juta dolar AS selama bulan Juni 2016, meningkat 15,34 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 41,66 juta dolar AS.
Perabot dan penerangan rumah tangga yang diekspor ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu dihiasi dengan anyaman rotan sehingga sangat unik dan antik seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur dan pembatas ruangan.
Selain itu juga ada berupa patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu yang banyak diminati pasaran luar negeri, terutama konsumen asal Perancis, Jerman, Belanda disamping pembeli dari Amerika Serikat, Jepang maupun asal Australia.
Adi Nugroho menambahkan, patung dari akar bambu banyak diproduksi oleh perajin dan seniman dari Kabupaten Bangli dan Gianyar berupa binatang, bebek, topeng dan patung yang disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.
Akar bambu biasanya tumbuh berumpun, dan perajin yang kreatif mampu menciptakan akar tersebut menjadi patung wayang atau binatang yang sangat disenangi masyarakat konsumen di luar negeri.
Adi Nugroho menjelaskan, perabot dan penerangan rumah hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yang mencapai 23,24 persen, menyusul Australia 7,65 persen, Jepang 6,41 persen dan Singapura 1,74 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Belanda 2,68 persen, Hongkong 0,57 persen, China 1,65 persen, Jerman 1,70 persen, Inggris 1,52 persen, Perancis 3,06 persen dan sisanya 49,79 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia, ujar Adi Nugroho. (WDY)