Denpasar (ANTARA) - Denting gamelan beradu dengan aroma kopi dan jajanan menghangatkan suasana pagi di Yayasan Cahaya Mutiara Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Di salah satu sudut ruang sederhana di yayasan itu, para penyandang disabilitas daksa berlatih tari, menganyam, memahat, hingga menata galeri kerajinan.
Aktivitas yang tampak sederhana itu menyimpan makna besar: ruang kecil menumbuhkan kepercayaan diri, dan mimpi kembali menemukan jalannya.
Dikelola oleh para difabel, Yayasan Cahaya Mutiara Ubud adalah potret nyata keterbatasan bukan akhir. Justru menjadi titik mula untuk membangun kehidupan yang lebih mandiri dan bermakna.
Keyakinan itulah yang kemudian dipertemukan dengan dukungan Pertamina Patra Niaga Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai dalam program pemberdayaan Sahabat Disabilitas Ubud.
Ketua Pengurus Yayasan sekaligus penari dan atlet difabel, Ni Nengah Warni mengungkapkan ruang untuk berkarya jauh lebih penting dari sekadar bantuan.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu. Kami ingin menunjukkan betapa hebatnya kami, bahkan dengan keterbatasan,” ujarnya.
Bersama para anggota yayasan, sejak 2023 mereka merumuskan sendiri visi, minat, dan potensi yang ingin dikembangkan mulai dari seni tari, musik, memahat, melukis, hingga olahraga kursi roda.
Semua berangkat dari keyakinan bahwa kesempatan bisa mengubah hidup. Menangkap potensi itu, Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai memberikan dukungan yang dirancang untuk memperkuat kemampuan mereka diantaranya perbaikan ruang latihan dan galeri, perlengkapan katering, kasir pintar hingga pelatihan pemasaran digital bekerja sama dengan Benlaris.com.
Dari sinilah transformasi personal mulai tumbuh.
Ketika keterampilan baru mengubah hidup Yande, penyandang cerebral palsy berusia 31 tahun, pelatihan digital marketing menjadi gerbang menuju versi dirinya yang lebih percaya diri.
“Setelah menjadi mitra binaan Pertamina, saya lebih percaya diri. Saya belajar percaya pada diri saya sendiri,” ungkapnya.
Dulu ragu menawarkan produk, kini ia mengelola promosi melalui Instagram dan WhatsApp, serta terbiasa mengoperasikan mesin kasir pintar untuk transaksi galeri kerajinan. Setiap keterampilan baru membuatnya merasa lebih mandiri.
Kisah serupa dialami Karmen, 27 tahun, penyandang disabilitas fisik akibat kerapuhan tulang.
Dari seorang yang pemalu, kini ia mampu melakukan siaran langsung di TikTok untuk mempromosikan produk kerajinan.
“Saya dulu malu sekali bicara di depan orang. Sekarang saya sudah percaya diri untuk live di TikTok,” ujarnya.
Dalam sebulan terakhir, ia dan tim berhasil mendorong omzet penjualan hingga Rp500 ribu per hari, lonjakan signifikan bagi unit usaha yayasan.
Salah satu inisiatif cukup populer dari program ini adalah paket wisata edukatif One Day With Difabel, ruang interaksi tempat masyarakat dapat belajar, berkarya, dan memahami proses kreatif para difabel.
Sejak diluncurkan pada 2025, paket ini mencatat rata-rata dua hingga tiga kunjungan per bulan dengan pemasukan mencapai Rp6 juta.
“Pengunjung datang bukan untuk melihat kami, tapi untuk belajar bersama kami," kata Karmen.
Wisata edukatif ini menjadi jembatan baru antara karya, keberanian, dan apresiasi publik.
Seni berbuah prestasi
Bakat menari dan menyanyi para difabel pun mendapatkan ruang lebih luas. Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai rutin mengundang mereka tampil pada berbagai agenda perusahaan seperti seremoni Bulan K3, Uma Palak Festival, dan acara hiburan di kawasan perkemahan Uma Palak, Denpasar.
Warni menilai kesempatan tampil itu mengubah banyak hal. "Kami diberi kepercayaan. Itu membuat kami berani. Sekarang kami bisa mengadakan konser amal dua hingga tiga kali sebulan dan menghasilkan donasi hingga Rp7,4 juta per bulan,” ucapnya.
Di bidang olahraga, prestasi mereka tak kalah gemilang. Tiga atlet yayasan meraih juara 1 lomba lari maraton kursi roda dalam Maybank Marathon 2025.
Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai turut memberikan dukungan uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian tersebut.
Area Manager Communication, Relations and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi dalam kesempatan terpisah mengatakan Pertamina program Sahabat Disabilitas Ubud tidak sekadar aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR, namun menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam membuka akses kesempatan yang setara sekaligus memberikan nilai tambah bagi pembangunan berkelanjutan.
"Pemberdayaan difabel berarti membuka ruang kesempatan yang setara, selaras dengan tujuan pembantunan berkelanjutan (SDGs) khususnya pendidikan berkualitas serta pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Para sahabat di Yayasan Cahaya Mutiara Ubud telah menunjukkan bahwa ketika kepercayaan dan akses diberikan, potensi mereka berkembang luar biasa,” ujar Ahad.
Pemberdayaan yang dilakukan melalui Sahabat Disabilitas Ubud juga sejalan dengan semangat Hari Disabilitas Internasional yang setiap tahun dirayakan untuk mendorong partisipasi penuh dan setara bagi penyandang disabilitas dalam seluruh aspek kehidupan.
Tahun ini, peringatan tersebut menekankan pentingnya membangun masyarakat yang inklusif, aksesibel, dan berketahanan.
Melalui dukungan yang terukur, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan komunitas, Pertamina Patra Niaga AFT Ngurah Rai menghadirkan praktik nyata dari tema tersebut, membuka ruang bagi difabel untuk bukan hanya hadir, tetapi ikut menentukan arah masa depan mereka.
Program ini memperlihatkan bahwa inklusi bukan sekadar kebijakan, melainkan kolaborasi yang melahirkan kemandirian, peluang ekonomi, serta keberanian untuk bermimpi lebih besar.
Sahabat Disabilitas Ubud menjadi bukti bahwa inklusi bukan sekadar konsep, dari ruang kecil di Ubud, mimpi-mimpi besar itu kini menemukan panggungnya.
