Denpasar (Antara Bali) - Perdagangan aneka barang kerajinan, hasil kelautan dan perikanan masih gencar memasuki pasar Amerika Serikat (AS) menyebabkan perdagangan ke negeri Paman Sam tersebut memperoleh devisa tertinggi.
"Sebagian besar komoditas utama yang diekspor seperti pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu, perabot, penerangan rumah dan ikan olahan ditujukan ke AS, kata Eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar, Kamis.
Ia menyebutkan, ada tujuh dari sepuluh produk utama ekspor Bali masih terjual untuk memenuhi keperluan masyarakat Amerika Serikat (AS) dan kondisi ini pula negeri Paman Sam merupakan pembeli terbesar selama ini.
Wanita pengusaha Bali ini menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali ke AS menghasilkan devisa tertinggi yakni mencapai 112,3 juta dolar AS selama 2015 pada hal jumlah itu berkurang 1,68 persen jika dibandingkan periode yang sama 2014 mencapai 114,2 juta dolar.
Perdagangan aneka kerajinan bernilai seni ke AS tersebut peranannya mencapai 22,52 persen dari seluruh ekspor Bali 2015 mencapai 498,6 juta dolar, kemudian menyusul Singapura dan Australia masing-masing membeli seharga 41,2 juta dan 41 juta dolar.
Gencar perdagangan Bali ke AS menyebabkan perdagangan ekspor impor antara Bali dan negeri Paman Sam itu mengalami surplus hingga 99,2 juta dolar, sebab ekspor daerah ini ke negeri itu sebesar 112,3 juta dolar selama 2015 sedangkan impor hanya 13 juta dolar dalam kurun waktu yang sama. (WDY)