Ia mengatakan program bedah rumah ini bukan hanya sekadar membantu masyarakat yang membutuhkan, tetapi juga mengajarkan siswa untuk peduli, berbagi, dan memahami pentingnya gotong royong.
Adapun proses renovasi rumah telah dimulai pada 9 November 2024 melibatkan seluruh elemen sekolah, termasuk siswa, guru, staf, dan komite.
Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa renovasi fisik, tetapi juga perlengkapan rumah tangga seperti kasur, sembako, pakaian, buku, hingga keperluan pendidikan bagi anak-anak penerima manfaat.
Baca juga: Pemkot Denpasar serahkan bantuan bedah rumah berbahan produk lokal
Sri Astiti menuturkan program bedah rumah telah dua kali dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian hari jadi sekolah.
Adapun biaya renovasi mencapai Rp30 juta yang sepenuhnya berasal dari donasi warga sekolah. Program bedah rumah juga menjadi bentuk nyata dari pendidikan karakter berbasis aksi sosial.
“Kami ingin siswa belajar bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari kepedulian terhadap yang paling membutuhkan. Ketika mereka melihat langsung dampak positif dari bantuan ini, kami percaya rasa empati mereka akan tumbuh semakin kuat,” tambahnya.
Melihat manfaat besar dari program ini, Sri Astiti berharap bedah rumah bisa menjadi tradisi tahunan SMAN 1 Singaraja.
Baca juga: Baznas Bali serahkan bantuan renovasi rumah tak layak huni
“Tahun depan, kami ingin membantu lebih dari satu rumah. Selain membantu masyarakat, kegiatan ini memperkuat solidaritas di lingkungan sekolah kami,” ungkapnya.
Adapun proses penerima bantuan ditentukan berdasarkan data Dinas Sosial Kabupaten Buleleng melalui kepala desa setempat. Program ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat, yang melihatnya sebagai bentuk sinergi positif antara pendidikan dan aksi nyata.
"Dengan program ini, SMAN 1 Singaraja tidak hanya mencetak siswa berprestasi, tetapi juga membangun generasi muda yang peduli dan berkontribusi bagi masyarakat. Program bedah rumah ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter melalui aksi nyata dapat membawa perubahan besar bagi semua pihak," paparnya.
Sementara itu, keluarga penerima manfaat Made Karyawan, yang kesehariannya berprofesi sebagai tukang sensor kayu serabutan itu kini dapat bernafas lega setelah menerima bantuan bedah rumah.
Karyawan yang sebelumnya sering berpindah-pindah tempat tinggal sesuai lokasi pekerjaannya, kini memiliki hunian yang layak bersama keluarganya.
"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Bantuan ini benar-benar sangat berarti bagi kami,” ungkap Karyawan.
Pihaknya juga berharap kehidupan keluarganya dapat lebih stabil dan anak-anaknya dapat belajar dengan lebih nyaman.