Denpasar (Antara Bali) - Perdagangan luar negeri aneka jenis barang kerajinan termasuk nonmigas Bali ke Australia cukup cerah seiring dengan pertumbuhan kedatangan turis asing asal negeri Kanguru itu ke Pulau Dewata.
"Adanya pergolakan politik gara-gara dua terpidana mati asal Australia di Indonesia, ternyata tidak berpengaruh terhadap perdagangan barang seni dari Bali," kata Nyoman Wijana, seorang pengusaha eksportir di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, perkembangan dunia pariwisata Bali sangat signifikan berpengaruh besar terhadap peningkatan perdagangan luar negeri, terutama aneka barang kerajinan bernilai seni buatan seniman dan perajin Pulau Dewata.
Wisatawan Australia yang ada di antaranya pengusaha itu tetap melakukan bisnis selama berada di Bali dengan memesan aneka barang kerajinan, sehingga tetap ada saja barang pesanan dari negara tetangga itu yang harus dipenuhinya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melaporkan, sesuai catatan yang ada perolehan devisa dari perdagangan nonmigas ke Australia selama 2014 bernilai 45,1 juta dolar AS naik hingga enam persen dari periode sebelumnya 42,8 juta dolar. Perdagangan nonmigas tersebut jika dibandingkan lima tahun lalu baru mencapai 22 juta dolar dan ini artinya dalam kurun waktu lima tahun ada peningkatan hingga seratus persen sejalan dengan bertambah banyaknya turis negeri itu ke Bali.
Meningkatnya perdagangan luar negeri itu sangat berpengaruh terhadap kunjungan turis asing ke Bali terutama dari negeri kanguru itu, sebab di antara pelancong yang berlibur ada di antaranya pengusaha jenis importir, tutur Nyoman Wijana. Sedikitnya lima persen turis asing yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata diperkirakan adalah pebisnis, yang kemungkinan besar melakukan transaksi berupa pesanan aneka barang cinderamata berupa aksoesoris. (WDY)