Denpasar (Antara Bali) - Bali meraih devisa sebesar 6,95 juta dolar AS dari hasil pengapalan aneka jenis perhiasan (permata) selama bulan November 2016, meningkat 23,54 persen dibanding bulan sebelumnya (Oktober 2016) yang tercatat 5,63 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga bertambah 10,81 persen, karena pada bulan November 2015 hasil kerajinan perhiasan perak itu menghasilkan sebesar 6,27 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, kerajinan perak, skala usaha rumah tangga yang sentranya di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar itu mampu memberikan kontribusi sebesar 15,74 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS, menurun 17,82 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat 53,77 juta dolar AS.
Aneka jenis perhiasan yang dibuat dengan rancang bangun yang unik dan menarik sesuai selera konsumen mancanegara itu paling banyak penembus pasaran Singapura yang menyerap 23,77 persen.
Adi Nugroho menambahkan, selain itu juga menembus pasaran Australia 23,05 persen, Amerika Serikat 22,95 persen, Thailand 9,31 persen, Belanda 5,43 persen, Jerman 4,07 persen, Hongkong 4,73 persen,Jepang 0,02 persen dan sisanya 5,07 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Desa Celuk di Kabupaten Gianyar merupakan sentra pusat kerajinan perhiasan perak dan emas yang perajinnya berjejer di sepanjang jalan menuju kawasan wisata Bali timur.
Di Desa tersebut sedikitnya terdapat 497 perajin perak dan emas yang setiap hari melakukan aktivitas, baik untuk memenuhi pesanan mitra kerjanya maupun untuk persediaan matadangan yang bernilai ekonomis tersebut.
Wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Bali senantiasa membeli hasil kerajinan perak sebagai kenang-kenagan pulang ke daerah atau negaranya. (WDY)