Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor berbagai jenis perhiasan (permata) sebesar 7,24 juta dolar AS selama bulan September 2017, meningkat 785.977 dolar AS atau 12,17 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya tercatat 6,45 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat 132.200 dolar AS atau 1,86 persen, karena pengiriman perhiasan pada bulan September 2016 hanya menghasilkan 7,11 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, aneka jenis perhiasan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 16,41 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,153 juta dolar AS selama bulan September 2017.
Total nilai ekspor Bali tersebut juga meningkat 1,08 juta dolar AS atau 2,51 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 434,07 juta dolar AS. Perolehan tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 3,64 juta dolar AS atau 8,99 persen, karena bulan September 2016 hanya menghasilkan 40,51 juta dolar AS.
Adi Nugroho menjelaskan Amerika Serikat menyerap paling banyak ekspor perhiasan dari Bali yakni mencapai 25,67 persen, menyusul Australia 24,48 persen dan Singapura 17,61 persen.
Selain itu juga diserap pasaran Hong Kong 8,96 persen, Jerman 4,26 persen, China 1,67 persen, Jepang 0,03 persen, Brazil 0,76 persen, Perancis 1,30 persen, Thailand 8,72 persen dan sisanya 7,29 persen ke berbagai negara lainnya.
Bali mengekspor permata berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya. Kerajinan skala rumah tangga aneka jenis perhiasan tersebut berpusat di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar.
Industri rumah tangga dengan kerajinan berbahan baku perak atau emas digeluti masyarakat secara turun temurun, selain menembus pasaran luar negeri juga memenuhi permintaan wisatawan dalam dan luar saat menikmati liburan di Pulau Dewata. (WDY)