Denpasar (Antaranews Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat nilai ekspor mencapai 489,34 juta dolar AS selama Januari hingga November 2017, atau meningkat 25,69 juta dolar AS (5,54 persen) dari nilai devisa pada periode sama tahun sebelumnya tercatat 463,65 juta dolar AS.
"Nilai ekspor tersebut sekitar 74 persen merupakan hasil pengapalan berbagai jenis mata dagang, terutama hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpassar, Kamis.
Khusus nilai ekspor pada bulan November 2017 yang dikirim melalui sejumlah pelabuhan laut di Indonesia sebesar 45,90 juta dolar AS, atau menurun 1,79 juta dolar AS (3,76 persen) dibanding bulan sebelumnya (Oktober 2017) yang tercatat 47,69 juta dolar AS.
"Namun, dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 1,69 juta dolar AS atau 3,84 persen karena nilai ekspor pada bulan November 2016 tercatat 44,20 juta dolar AS," kata Adi Nugroho.
Lima jenis komoditas yang menembus pasaran luar negeri produk ikan dan udang 31,51 persen, produk perhiasan (permata) 15,94 persen, pakaian jadi bukan rajutan 11,17 persen, produk kayu, barang dari kayu 9,02 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 5,75 persen.
Adi Nugroho menjelaskan bahwa pasaran Amerika Serikat paling banyak menyerap komoditas pakaian jadi bukan rajutan serta daging dan ikan olahan. Pasaran Australia paling banyak menyerap komoditas perabot penerangan rumah serta benda-benda dari batu, gips, dan semen.
Sementara itu, pasaran Singapura paling banyak menyerap cendera mata berbahan baku kayu, barang-barang rajutan, dan barang-barang dari kulit, serta perhiasan (permata) paling banyak diserap pasaran Jerman.
Adi Nugroho menyebutkan berbagai jenis komoditas dari Bali pada bulan November 2017 paling banyak ke pasaran Amerika Serikat sebesar 27,14 persen, Australia 11,30 persen, Cina 7,44 persen, Jepang 7,43 persen, Singapura 6,30 persen, dan sisanya 24,07 persen ke berbagai negara lainnya.
Dibandingkan dengan data pada bulan November tahun sebelumnya ke sepuluh negara tujuan ekspor Bali tersebut seluruhnnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Jika dibandingkan dengan data pada bulan Oktober 2017, lima negara tujuan, yakni Amerika Serikat, Cina, Singapura, Hong Kong, dan Thailand mengalami penurunan, kata Adi Nugroho. (WDY)