Denpasar (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Bali merespons soal pemberitaan media asing yang mengulas tingginya angka kasus demam berdarah pada warga Australia yang kembali dari liburan di Pulau Dewata.
Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Kamis menegaskan bahwa Bali aman untuk dikunjungi, dan kondisi demam berdarah puncaknya sudah dilalui pada April lalu.
“Aman, masih aman, puncaknya kemarin antara April-Mei, kalau sekarang tidak begitu banyak,” kata Tjok Pemayun.
Ia mengatakan Pemprov Bali sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Australia dan menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sedang memasuki musim pancaroba peralihan ke musim hujan.
Dispar Bali juga sudah mengarahkan seluruh pengelola daya tarik wisata agar terbuka dengan wisatawan dengan menjelaskan ke calon pengunjung kondisi cuaca saat ini agar mereka juga dapat mengantisipasi.
Baca juga: Konjen Australia di Denpasar dukung penerapan pungutan wisman di Bali
“Kepada partnernya di luar negeri untuk menyampaikan ini loh kondisi Bali, ini cuacanya sekarang, sudah dingin, ini anak-anak lagi sakit, apa yang ada harus diatasi,” ujarnya.
Berangkat dari meningkatnya kasus demam berdarah pada April lalu, bahkan wisatawan asing ikut terjangkit membuat Pemprov Bali mengevaluasi dan melakukan upaya pencegahan agar kasus tidak melonjak kembali.
Tjok Pemayun meyakini warga Australia juga memahami kondisi Indonesia terutama Bali, sebab Bali sudah seperti rumah kedua mereka.
Ia meyakini hal tersebut sebab hingga saat ini WNA Australia rutin menjadi wisatawan asing tertinggi kunjungannya ke Bali setiap bulan.
Dari data BPS Bali pada Oktober 2024 saja sebanyak 141.395 wisatawan Australia berkunjung ke Pulau Dewata.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai tambah maskapai rute Adelaide sasar wisman Australia
Diketahui kabar soal tingginya demam berdarah pada warga Australia pertama kali muncul dari media asing News Com Au, yang mengumpulkan data temuan kasus pada warga Australia padahal negara disana tidak memiliki potensi adanya penyakit DBD.
Disampaikan bahwa di negara bagian Queensland pada bulan lalu tercatat sebanyak 29 kasus demam berdarah, di Australia Selatan sembilan kasus, Victoria 12 kasus, New South Wales 36 kasus, Northern Territory tiga kasus, dan secara tahunan di Australia Barat lebih pada tahun ini 500 kasus.