Denpasar (Antara Bali) - Nilai ekspor berbagai jenis perhiasan dari bahan baku emas dan perak (permata) asal Bali selama Agustus 2016 mencapai 4,97 juta dolar AS, meningkat 34,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Juli) yang tercatat 3,68 juta dolar AS.
"Perolehan devisa ekspor itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga meningkat sebesar 8,07 persen, karena pada Agustus 2015 ekspor perhiasan itu mengantongi 4,60 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, ekspor aneka jenis perhiasan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 12,23 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 40,66 juta dolar AS selama bulan Agustus 2016, meningkat 44,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya tercatat 28,15 juta dolar AS.
Aneka jenis perhiasan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali yang menggunakan rancang bangun (desain) unik dan menarik serta harga yang terjangkau itu sangat diminati konsumen mancanegara.
Adi Nugroho menambahkan, pasaran Singapura menyerap paling banyak aneka jenis perhiasan dari Bali yakni mencapai 27,07 persen, kemudian Amerika Serikat 21,71 persen, Australia 15,19 persen dan Hongkong 7,92 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Jerman 5,77 persen, Jepang 2,66 persen, Belanda 4,94 persen, Inggris 1,09 persen dan sisanya 13,66 persen menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Wisatawan dalam dan luar negeri yang menikmati liburan ke Bali juga senantiasa membeli hasil kerajinan perak di sentra pengembangan Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sebagai kenang-kenagan pulang ke negaranya.
Perajin perhiasan perak di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar, kini mengombinasikan penggunaan bahan emas, perak dengan bahan lain sebagai upaya menyiasati kondisi ekonomi yang belakangan ini lesu. (WDY)