Tabanan, Bali (ANTARA) - Kebun Raya Bali di Bedugul, Kabupaten Tabanan, menemukan eksistensi serangga unik kunang-kunang berdasarkan hasil eksplorasi keanekaragaman hayati di Pulau Dewata.
"Eksplorasi dan proteksi kunang-kunang menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan alam, sekaligus sarana edukasi konservasi bagi masyarakat," kata East Deputy of Horticulture Kebun Raya, Hadhiyyah N. Cahyono di Tabanan, Bali, Kamis.
Menurut dia, Kebun Raya Bali tidak hanya berperan sebagai pusat konservasi flora, tetapi juga sebagai ruang hidup fauna pendukung ekosistem.
Dari hasil eksplorasi, ditemukan dua kelompok kunang-kunang yaitu Lamprigera species pluralis Spp dan Abscondita Spp
Lamprigera Spp umumnya berukuran lebih besar dengan cahaya yang relatif terang, sedangkan Abscondita Spp sering dijumpai terbang rendah di area lembab dan vegetasi alami.
Kebun raya di dataran tinggi Kabupaten Tabanan itu memiliki lingkungan yang masih alami, tutupan vegetasi yang beragam, serta tingkat pencahayaan malam yang relatif rendah.
Kondisi itu menjadikan kawasan tersebut potensial bagi serangga nokturnal (aktif malam hari) dan krepuskular (aktif pagi dan senja) itu.
Eksplorasi dilakukan pada area-area dengan kelembaban tinggi, keberadaan serasah, serta vegetasi alami yang mendukung siklus hidup kunang-kunang.
Kegiatan itu bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kunang-kunang, mendokumentasikan sebaran, serta menjadi dasar dalam upaya proteksi habitat di kawasan Kebun Raya Bali.
Sementara itu Kurator Museum Serangga Jagat Satwa Nusantara Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Lilik Kundar Setiadi menambahkan keberadaan kunang-kunang sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan.
"Kunang-kunang merupakan bioindikator ekosistem yang sehat. Jika kunang-kunang masih dapat ditemukan, artinya lingkungan tersebut relatif bersih, minim pencemaran, dan mendukung kehidupan serangga," ujarnya.
Ia menjelaskan kunang-kunang memiliki sejumlah fakta menarik yaitu cahaya yang dihasilkan berasal dari proses bioluminesensi yaitu reaksi kimia alami di dalam tubuh serangga yang hampir tidak menghasilkan panas.
Cahaya itu berfungsi sebagai alat komunikasi, terutama dalam proses reproduksi, sekaligus menjadi daya tarik visual yang bernilai edukatif bagi masyarakat.

