Badung, Bali (ANTARA) - Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kabupaten Badung, Bali, Yunita Alit Sucipta meminta generasi muda dapat menjadi agen toleransi dan kerukunan.
“Indonesia memiliki banyak suku, adat, agama, ras dan golongan. Semua harus memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika. Harus bisa menerima perbedaan karena semuanya bersaudara,” ujarnya pada kegiatan Grebek Kerukunan di SMAN 1 Abiansemal Badung, Senin.
Ia menjelaskan nilai-nilai dasar kerukunan dan toleransi pertama kali diajarkan di lingkungan paling dasar yaitu keluarga dan sekolah.
Dalam proses tersebut seorang ibu akan menjadi orang yang memberikan ajaran kerukunan dan toleransi kepada anak-anaknya.
“Seorang ibu yang toleran dan terbuka itu akan melahirkan anak-anak yang moderat dan berpikiran terbuka serta anak-anak yang memiliki nilai toleransi yang tinggi,” kata dia.
Baca juga: WHDI Buleleng adakan pelatihan pembuatan "banten otonan"
Yunita Alit Sucipta mengatakan untuk menjaga kerukunan dan toleransi salah satu hal yang dapat dilakukan generasi muda adalah dengan berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.
"Kalau ada berita yang viral terlebih mengenai agama harus bijak menyikapinya dengan memberikan komentar yang positif. Jangan justru menjadi provokator, karena komentar negatif akan menyulut perpecahan,” kata dia.
Pada kesempatan itu ia juga mengajak seluruh siswa dan jajaran guru SMAN 1 Abiansemal untuk saling menjaga agar tidak terjadi kasus perundungan di sekolah.
“Tindakan perundungan bisa menyakiti perasaan dan metal. Mari merangkul teman dan memiliki sifat saling peduli dan cinta kasih,” pungkas Yunita Alit Sucipta.
Baca juga: Bintang Puspayoga ingin gaung WHDI di Bali jadi inspirasi
