Denpasar (Antara Bali) - Tujuh dari sepuluh produk utama ekspor Bali terjual ke pasaran potensial Amerika Serikat sehingga perdagangan nonmigas Bali ke Negeri Paman Sam itu mengalami surplus 57,8 juta dolar AS selama enam bulan periode Januari-Juni 2016.
"Perdagangan aneka barang kerajinan dan hasil pertanian, perikanan dan kelautan masih gencar memasuki pasar Amerika Serikat, sehingga menyebabkan perdagangan ke Negeri Paman Sam tersebut surplus," kata eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti, di Denpasar, Minggu.
Produk-produk yang dikapalkan ke negeri adidaya itu, antara lain ikan dan udang, pakaian jadi bukan rajutan, perabotan, penerangan rumah, kayu, barang dari kayu, benda-benda dari batu, gips dan semen, jerami, bahan anyaman, dan kapas.
Sedangkan tiga produk lainnya seperti perhiasan/permata terutama diekspor ke Australia, produk barang-barang rajutan paling banyak diekspor ke Singapura, dan barang-barang dari kulit ditujukan paling banyak ke Jepang.
Barang impor Bali sebagian bahan baku industri kecil dan kerajinan, seperti kain, permata, peralatan listrik, plastik, logam dan arloji, selain mesin pesawat, sebagian besar diekspor kembali yang mampu memberikan nilai tambah.
Wanita pengusaha Bali itu menilai, walaupun perekonomian negeri adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar mata dagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu merupakan yang tertinggi selama ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho dalam kesempatan terpisah, membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali dengan AS mengalami surplus sebesar 57,8 juta dolar AS.
Dia menyebutkan, ekspor daerah ini ke negeri itu 64,7 juta dolar AS selama periode Januari-Juni 2016, sedangkan impor dalam kurun waktu yang sama hanya 6,8 juta dolar AS.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan mata dagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 64,7 juta dolar AS selama Januari-Juni 2016, meningkat 9,93 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya 58,8 juta dolar AS.
Pembeli dari Jepang berada di urutan kedua bernilai 20,9 juta dolar AS selama enam bulan I-2016, berkurang 3,51 persen jika dibandingkan periode sama 2015 mencapai 21,7 juta dolar AS, kemudian disusul Australia 20,5 juta dolar AS, bertambah 9,86 persen dari periode sebelumnya 18,7 juta dolar AS.
Terdapat tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali selain nonmigas Bali lainnya, sehingga realisasi perolehan devisa selama enam bulan I-2016 tercatat 256,3 juta dolar AS, bertambah hanya 0,65 persen jika dibandingkan sebelumnya hanya 254,6 juta dolar AS. (WDY)