Jakarta (ANTARA) - Partisipasi Indonesia pada pameran The 19th Seafood Show Osaka 2022 menghasilkan capaian yang menggembirakan, di mana pada pameran yang berlangsung 13-14 April 2022 di ATC Hall Osaka, Jepang, Indonesia meraup potensi transaksi sebesar 60,76 juta dolar AS.
“Permintaan transaksi terbesar berasal dari produk gurita beku, cumi-cumi, udang black tiger, anchovy, surimi, dan tuna sirip kuning. Produk-produk tersebut rencananya untuk pemenuhan pasar ritel seperti supermarket, restoran, kafe dan suplai untuk katering atau bento,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dicky Farabi lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dicky mengungkapkan, capaian tersebut, masih dapat berkembang mengingat masih terdapat transaksi yang perlu ditindaklanjuti. Usai pameran, sampel produk yang ditampilkan di Paviliun Indonesia dikirim ke buyer potensial di wilayah Osaka dan sekitarnya.
“Melalui pengiriman tersebut, diharapkan kerja sama peserta pameran dengan calon buyer potensial semakin mudah terjalin,” katanya.
Dicky menyebut, sebagai tidak lanjut pameran Pemerintah Jepang memiliki aturan dalam hal importasi produk perikanan, yaitu terkait kualitas dan keamanan, keberlanjutan, sertifikasi pihak ketiga, serta keterlacakan. Syarat tersebut harus dipenuhi pelaku usaha perikanan dalam Indonesia.
“Tingginya potensi transaksi yang diraih para peserta ini juga perlu diimbangi dengan menjaga stabilitas harga, kualitas, kontinuitas, dan kuantitas dari produk yang dihasilkan dengan memperhatikan persyaratan ekspor terkait mutu dan keberlanjutan,” ujarnya.
The 19th Seafood Show Osaka 2022 merupakan pameran produk perikanan terbesar di wilayah Jepang bagian barat (Kansai). Pameran ini diikuti sekitar 400 importir maupun retailer yang berdomisili di Jepang dan dihadiri sekitar 7.027 pengunjung.
Pada pameran ini Indonesia menjadi satu-satunya peserta dari luar Jepang yang mengikuti pameran. Pameran ini juga menjadi momentum Indonesia dalam menghadapi pelaksanaan World Expo Osaka 2025. Dalam pameran dunia tersebut, Pemerintah Jepang ingin mewujudkan destinasi halal dan ramah muslim.
Pada pameran ini, Paviliun Indonesia menempati lahan seluas 24 m2 atau 6 kali lebih luas dari keikutsertaan di tahun sebelumnya. Paviliun Indonesia menghadirkan sembilan perusahaan dari berbagai daerah di Indonesia.
Perusahaan tersebut yakni PT Sriwijaya Karya Sejahtera, PT Edmar Mandiri Jaya, PT Bartuh Langgeng Abadi, PT Bali Maya Permai, PT Adipatria Samudra Lestari, PT Jawa Suisan Indah, CV Anugerah Artha Abadi, CV Giovanni Sukses Makmur, serta Pramesti Malima Energi Fokus Sejahtera.
Jepang merupakan salah satu negara konsumsi produk perikanan terbesar di dunia dengan total nilai impor lebih dari 9,9 miliar dolar AS per tahun. Menurut data Japan Fish Agency lebih dari 50 persen konsumen Jepang mengkonsumsi ikan setidaknya 2—3 kali seminggu.
Indonesia menduduki peringkat ke-5 sebagai negara asal impor produk perikanan dari benua Asia untuk Jepang setelah Tiongkok, Rusia, Vietnam, dan Korea. Sedangkan pasar utama ekspor produk perikanan Indonesia meliputi Amerika Serikat, China, Jepang, Asean dan Uni Eropa.
Berdasarkan HS 03, ekspor produk perikanan Indonesia menempati peringkat ke-11 dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang. Pada 2021, total ekspor sektor ini ke Jepang tercatat sebesar 433,8 juta dolar AS atau meningkat 3,19 persen dibanding tahun sebelumnya dengan pangsa pasar sebesar 4 persen.