Berdasarkan informasi yang dihimpun AntaraNews di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Senin, para pelaku usaha dari negeri Paman Sam yang akan ditemui Mendag antara lain pengusaha yang bergerak di sektor alas kaki dan garmen.
Selain itu, Mendag juga akan menghadiri seminar mengenai kelapa sawit, menghadiri forum bisnis, dan membuka penjajakan kesepakatan bisnis (business matching).
Kunjungan kerja ke AS tidak hanya diisi dengan pertemuan formal, namun juga diikuti dengan penjualan secara langsung melalui misi dagang.
Menurut Mendag, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan hasil kunjungan kerja.
"Dengan forum bisnis dan `business matching`, diharapkan para pengusaha dapat bertransaksi secara langsung dan membangun bisnisnya sehingga nantinya dapat meningkatkan kinerja perdagangan kedua negara," ucap Mendag.
Sejumlah pengusaha Indonesia yang akan mengikuti misi dagang ini antara lain bergerak di sektor kelapa sawit, alumunium dan baja, hasil laut, kedelai dan gandum, kapas dan tekstil, kopi, ban mobil, emas dan perhiasan.
Selain itu, turut serta Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Indonesia Biofuels Producers Association (APROBI-IBPA), dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).
Adapun total perdagangan Indonesia-AS mencapai 25,92 miliar dolar AS, surplus untuk Indonesia sebesar 9,7 miliar dolar AS.
Sementara total perdagangan dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif sebesar 0,39 persen. Pada tahun 2017, AS merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-2 setelah China dengan nilai 17,1 miliar dolar AS.
Sedangkan produk ekspor utama Indonesia ke AS, antara lain udang, karet alam, alas kaki, ban, dan pakaian wanita.
Dari segi impor, AS menjadi negara sumber impor nonmigas ke-5 bagi Indonesia senilai 7,7 miliar dolar.
Produk impor utama Indonesia dari AS, antara lain kacang kedelai, kapas, gandum, residu pabrik tepung, dan limbah makanan, serta makanan olahan untuk hewan.
(AL)