Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto bertolak ke Malaysia dari Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu siang, untuk bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim di kediaman resminya di Kompleks Seri Perdana, Putrajaya.
Pesawat Kepresidenan yang mengangkut Prabowo lepas landas dari Halim Perdanakusuma pukul 14.27 WIB, dan dijadwalkan mendarat di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur di Selangor, kemudian melanjutkan perjalanan ke Putrajaya.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya kepada wartawan di Jakarta, Minggu, menjelaskan kunjungan Presiden Prabowo ke Kuala Lumpur hari ini untuk bersilaturahmi dengan PM Anwar dalam suasana Idulfitri 1446 H.
“Presiden Prabowo sangat menghormati PM Anwar sebagai seorang pemimpin senior di ASEAN yang mempunyai pengalaman panjang. Beliau lebih dulu menjadi perdana menteri, secara usia juga lebih senior, dan beliau adalah sahabat lama Pak Presiden,” kata Seskab Teddy.
Baca juga: Presiden Prabowo dan PM Anwar kompak tertawa karena guyonan minta mobil F1
Teddy, yang juga ikut ke Kuala Lumpur mendampingi Presiden, menyebut selepas bersilaturahmi dengan PM Anwar, Presiden Prabowo langsung kembali terbang ke Jakarta.
“(Presiden Prabowo) langsung kembali ke Jakarta malam ini juga,” kata dia.
Seskab Teddy, saat ditanya apakah Presiden Prabowo dan PM Anwar juga akan membahas soal tarif Trump, menyebut dua pemimpin negara ketika bertemu tentu akan membahas banyak hal.
“Tentunya, kalau kedua pimpinan negara sudah bertemu, pastinya akan membahas banyak hal ya,” kata Teddy menjawab pertanyaan wartawan.
Presiden Prabowo, PM Anwar, bersama Raja Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, melalui sambungan telepon, berdiskusi membahas strategi untuk menghadapi kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump pada awal pekan ini (2/4).
Baca juga: Seskab jelaskan alasan Prabowo batalkan kunjungan ke Malaysia
PM Anwar selepas percakapan itu menyebut masing-masing pemimpin berbagi pandangannya terkait kebijakan tarif Trump, dan mengoordinasikan respons bersama terhadap kebijakan tersebut.
“Hari ini saya berkesempatan melakukan diskusi melalui telepon dengan para pemimpin negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Singapura untuk memperoleh pandangan dan mengoordinasikan tanggapan bersama mengenai masalah tarif timbal balik oleh Amerika Serikat,” kata PM Anwar sebagaimana dikutip dari akun media sosial resminya di Jakarta, Sabtu (5/4).
PM Anwar menyebut menteri ekonomi dari negara-negara ASEAN bakal bertemu minggu depan untuk membahas respons bersama terhadap kebijakan tarif Trump tersebut.
“Insya Allah, pertemuan menteri ekonomi ASEAN minggu depan akan terus membahas masalah ini, dan mencari solusi terbaik bagi seluruh negara anggota,” kata PM Anwar.
Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara termasuk Indonesia, yang efektif tiga hari setelah diumumkan.
Kebijakan Trump itu diterapkan secara bertahap, yaitu mulai dari pengenaan tarif umum 10 persen untuk seluruh negara terhitung sejak tanggal 5 April 2025, kemudian tarif khusus untuk sejumlah negara termasuk Indonesia mulai berlaku pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).
Dari kebijakan terbaru AS itu, Indonesia terkena tarif resiprokal 32 persen, sementara Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.