Singaraja, Bali (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Bali, mendengarkan evaluasi dari Dewan Pendidikan setempat terkait masalah pendidikan di Buleleng.
"Kami ingin mendengar bagaimana evaluasi dan catatan dari Dewan Pendidikan yang merupakan representasi dari masyarakat yang peduli dengan pendidikan di Buleleng," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Kota Singaraja, Kamis.
Pihaknya terbuka terhadap saran dan masukan terkait berbagai permasalahan bidang pendidikan di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut.
Ia menilai pendidikan adalah bidang pembangunan kompleks. Pada sektor pendidikan bukan hanya masalah Sumber Daya Manusia (SDM), tetapi juga menyangkut fasilitas dan juga sarana prasarana.
Terlebih lagi, kata dia, luasan kawasan Buleleng dan banyaknya unit pendidikan dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi masalah tersendiri, disamping minimnya belanja langsung pada sektor pendidikan di daerah tersebut.
Baca juga: Pemprov Bali hibahkan tanah untuk infrastruktur olahraga di Buleleng
"Jujur saya saya baru di bidang ini (pendidikan). Oleh karenanya saya ingin banyak mendengar. Setelah itu mari kita bersama-sama carikan solusi jalan keluar bersama. Bukan fokus pada masalah, tetapi, bagaimana kita bisa mencari jalan keluar bersama," papar dia.
Terkait permasalahan ratusan siswa SMP yang belum bisa membaca, pihaknya telah memerintahkan stakeholder pada dinas terkait untuk turun langsung memastikan kondisi nyata di lapangan.
Ke depan Disdikpora Buleleng berencana mengundang para pihak untuk bersama-sama mencari solusi terhadap berbagai permasalahan pendidikan yang ada di Buleleng.
"Kami berencana membuat FGD bersama Dewan Pendidikan dengan mengundang berbagai pihak. Harapan ada solusi bersama. Ini wujud kolaborasi kita menuntaskan berbagai masalah pendidikan yang ada," papar dia.
Baca juga: Akademisi Undiksha ciptakan bahan bacaan ramah untuk disleksia
Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana mengatakan pihaknya telah menyampaikan sejumlah permasalahan-permasalahan krusial terkait sejumlah hal penting, salah satunya terkait ratusan siswa yang belum bisa membaca dan mengeja yang cukup menggemparkan media sosial.
Sedana menilai permasalahan pendidikan bukanlah menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Dewan Pendidikan sebagai representasi masyarakat merasa perlu dan ikut turun tangan menyelesaikan masalah-masalah terkait.
"Jadi, intinya ke depan kami siap membantu pemerintah dalam memajukan pendidikan. Tiga pihak yakni sekolah, keluarga dan masyarakat harus ikut bersama-sama memperhatikan pendidikan sesuai tanggung jawab masing-masing," kata Sedana.