Denpasar (Antara Bali) - Perdagangan luar negeri aneka jenis barang kerajinan termasuk nonmigas Bali ke Australia cukup cerah dengan perolehan devisanya naik 76 persen, dari 2,5 juta dolar Januari 2015 menjadi 4,5 juta dolar AS Januari 2016.
"Naiknya perdagangan itu berkat lancarnya pengapalan beberapa jenis matadagangan ke Australia, seperti pakaian, perhiasan, perabotan rumah tangga dan kerajinan berbahan baku kayu," kata Nyoman Wijana, seorang pengusaha eksportir di Denpasar, Sabtu.
Sering terjadi pergolakan politik diantara kedua negara bertetangga ini tidak terpengaruh terhadap perdagangan luar negeri tersebut, begitu pula pertumbuhan kedatangan turis asing asal negeri Kanguru itu ke Pulau Dewata tetap ramai.
Ia mengatakan, perkembangan dunia pariwisata Bali sangat signifikan berpengaruh besar terhadap peningkatan perdagangan luar negeri, terutama aneka barang kerajinan bernilai seni buatan seniman dan perajin Pulau Dewata.
Wisatawan Australia yang ada di antaranya pengusaha itu tetap melakukan bisnis selama berada di Bali dengan memesan aneka barang kerajinan, sehingga tetap ada saja barang pesanan dari negara tetangga itu yang harus dipenuhinya.
Sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, realisasi perdagangan jenis perabotan dan penerangan rumah mendekati 30 persen dikapalkan ke Australia selama Januari 2016, menyusul perhiasan perak yang dipadukan dengan emas hampir 18 persen mengisi pasaran negeri Kangguru itu.
Realisasi ekspor perabot, penerangan rumah dari Bali naik dari 2,8 juta dolar AS selama Januari 2015 menjadi 3,4 juta dolar periode yang sama 2016, sebanyak 30 persen diantaranya mengisi permintaan pasar Australia, kemudian Amerika Serikat 24,61 persen sisanya ke negara lain.
Meningkatnya perdagangan luar negeri itu sangat berpengaruh terhadap kunjungan turis asing ke Bali terutama dari negeri kanguru itu, sebab di antara pelancong yang berlibur ada di antaranya pengusaha jenis importir, tutur Nyoman Wijana.
Sedikitnya lima persen turis asing yang melakukan perjalanan wisata ke Pulau Dewata diperkirakan adalah pebisnis, yang kemungkinan besar melakukan transaksi berupa pesanan aneka barang cinderamata berupa aksoesoris.
Sementara itu BPS Bali melaporkan turis asal Australia yang berlibur ke daerah ini dengan terbang langsung dari negerinya ke Bali mencapai 87.983 orang selama Januari 2016 naik jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya 85.059 orang.
Dari data kunjungan tersebut ternyata turis Australia adalah yang terbanyak, menyusul kedatangan turis Tiongkok sebanyak 76.919 orang, Jepang ada diurutan ketiga 16.535 orang dan Korsel diperingkat empat sebanyak 14.257 orang. (WDY)