Jakarta (Antara Bali) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir
meminta pemerintah cermat dalam mengelola perdagangan luar negeri di
tengah situasi ekonomi global yang belum membaik.
Dalam
Keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat, Hafisz mengatakan salah
satu yang perlu diperhatikan adalah perdagangan dengan menggunakan mata
uang asing seperti dolar AS dan yuan Tiongkok.
"Apabila
Indonesia menggunakan yuan sebagai alat tukar utama, tentu akan punya
risiko. Sampai sejauh ini perekonomian China belum stabil, masih
volatil," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah mengkaji dengan mendalam rencana tersebut.
Anggota
DPR RI dari Fraksi PAN itu mengatakan, pemerintah masih memerlukan
penggunaan mata uang asing lainnya dalam perdagangan luar negeri.
"Dolar
AS telah menjadi alat tukar utama dunia. Dunia menggunakan Dolar AS
disebabkan ekonomi Amerika yang relatif stabil. Dulu sempat ada wacana
untuk menjadikan Euro menjadi alat tukar utama. Tetapi sangat riskan
menggunakan euro karena selain mata uang baru, Euro juga relatif fragile
karena rentan terhadap perpecahan," katanya.
Ia berkeyakinan
dengan kajian yang tepat maka perdagangan luar negeri Indonesia akan
menunjukkan angka yang membaik dari tahun ke tahun. (WDY)
Pemerintah Diminta Cermat Kelola Perdagangan Luar Negeri
Sabtu, 10 Desember 2016 20:13 WIB