Denpasar (ANTARA) - Ratusan "Ida Pedanda"/"Sulinggih" (pemimpin agama Hindu) dari berbagai daerah di tanah air menggelar Pasamuhan Agung Dharma Gosana Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara untuk membahas sejumlah isu penting menyangkut agama Hindu di Nusantara dan Bali.
Ketua Panitia Pasamuhan Agung (rapat akbar) Dharma Ghosana Ida Bagus Arka di Denpasar, Senin, mengatakan total peserta yang mengikuti paruman/pasamuhan dari unsur Ida Pedanda sebanyak 630 orang dan walaka (para pakar atau tokoh) sekitar 3.000 orang.
"Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun dengan lokasi yang berpindah-pindah atau secara bergilir dan kali ini dilaksanakan di Kabupaten Karangasem-Bali," ujarnya.
Pada Pasamuhan Agung Dharma Ghosana, isu penting yang dibahas di antaranya berkaitan dengan perkembangan Agama Hindu Dresta Bali tantangan dan solusinya, serta membahas keilmuan sastra agama yang pada saat ini membahas Krya Patra Atma Wedana yang diberi judul Baligia.
"Ketika sudah ada finalisasi berarti nanti akan mempunyai satu buku untuk pedoman melaksanakan upacara upakara Baligia (penyucian atma) untuk generasi berikutnya," ucap Arka
Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan Pasamuhan Dharma Prawerthi Sabha yang membahas evaluasi program kerja tahunan, kemudian persiapan Mahasabha berikutnya.
Selain itu dibahas arah dan kebijakan organisasi berdasarkan arahan Ketua Umum Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara Pusat, serta merencanakan dan menyepakati pelaksanaan Mahasaba yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali.
Selain itu juga menyusun draf garis-garis besar organisasi, merencanakan pemilihan pengurus baru periode lima tahun mendatang, sehingga pada saat Mahasabha dilaksanakan dapat lebih lancar jalannya dalam sidang-sidang yang diadakan.
"Dari Dharma Prawerthi Sabha diharapkan untuk menyatukan pasemetonan (persaudaraan) sehingga memiliki semangat untuk melestarikan Bhisama dari Bhatara lelangit yakni Ida Danghyang Dwijendra dan Ida Danghyang Astapaka, yang tentunya menyatu dengan dresta (adat budaya) Bali," katanya.
Pasamuhan ini juga memberikan perhatian pada isu-isu terkini berkaitan dengan umat Hindu. Salah satunya persoalan Agama Hindu Dresta Bali yang marak mulai disusupi ajaran Sampradaya.
"Jika ini terus dibiarkan maka Agama Hindu Dresta Bali perlahan akan punah. Karena itulah melalui pasamuhan ini umat Hindu Nusantara diingatkan untuk kembali kepada pakem-pakem yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia mengungkapkan sejumlah Pasamuhan Agung tersebut merupakan kegiatan rutin organisasi Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara yang sesuai AD/ART yang wajib dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Khusus pada Pasamuhan Agung kali ini, hal penting yang dibahas adalah persiapan Mahasabha yang akan dilaksanakan pada November sesuai dengan AD/ART. Dalam Mahasabha tersebut nantinya akan dibahas antara lain jika diperlukan penyempurnaan anggaran dasar dan pemilihan pengurus yang baru.
Sementara terkait dengan persoalan-persoalan umat atau isu-isu terkini yang menjadi perhatian dari Parum Wuku Bala, membahas tentang jenis upakara yadnya utama dari beberapa lontar sehingga bisa menghasilkan sebuah kesepakatan yang bisa digunakan bersama.
"Selain itu juga masih banyak permasalahan yang bisa diselesaikan untuk bisa melaksanakan ajaran agama dan dharma negara. Jadi itu sebenarnya keinginan kita untuk terus memperkuat ajaran ini dan menghindari perusakan," katanya lagi.
Sementara itu Bupati Badung Nyoman Giri Prasta diwakili Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekkab Badung Ida Bagus Gede Arjana memberikan apresiasi dan dukungan atas Pesamuhan Agung ini.
Pemerintahan Kabupaten Badung sangat mendukung kegiatan Pasamuhan Agung karena disampaikan dalam acara ini sangatlah penting sebagai dasar dalam menciptakan lingkungan yang damai dan menciptakan masyarakat yang saling asah, asih, asuh, seimbang menjalankan agama dan dharma negara.