Denpasar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya saat menerima Presiden World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-Aging Medicine (WOCPM) Indonesia membahas peluang kolaborasi pengembangan terapi sel punca.
Sang Made dalam keterangan di Denpasar, Sabtu, mengatakan keinginan mengembangkan pengobatan sel punca atau dikenal stem cell ini didasari oleh potensi yang dimiliki Bali.
“Potensi pengembangan pariwisata kesehatan sangat baik di Bali, sekarang banyak terjadi pergeseran, banyak yang datang untuk berobat sekaligus penyembuhan di Bali,” kata dia.
Potensi ini yang ditawarkan Pemprov Bali ke presiden dewan dunia untuk pengobatan dan pencegahan itu, dengan harapan tercipta kolaborasi dan pengobatan ini bisa hadir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara.
Baca juga: KEK Kesehatan Sanur tembus lima besar terbaik gaet investasi Rp2,99 triliun
Terapi sel punca dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti stroke, jantung, diabetes, kelainan darah, kanker, serta perawatan kecantikan.
Pj Gubernur Bali melihat layanan kesehatan di RSUD Bali Mandara sudah mumpuni dan memiliki fasilitas lengkap.
Ditambah, RSUD Bali Mandara sedang mengembangkan layanan kedokteran nuklir dan bedah plastik, juga dalam proses menjalin kerja sama-kerja sama untuk pengembangan terapi sel punca.
“Kami ingin RSUD Bali Mandara menjadi rumah sakit besar dengan standar internasional, bukan hanya nasional,” ujarnya.
Merespons pembahasan Sang Made, Presiden WOCPM Indonesia Deby Susanti menyambut baik rencana pengembangan terapi sel punca itu.
Baca juga: IHC dan SingHealth perkuat BIH jadi wisata medis
Ia menyatakan membuka peluang kolaborasi antara WOCPM dan RSUD Bali Mandara untuk pengembangan terapi sel punca di Pulau Dewata.
Selain membahas peluang kolaborasi ini, secara bersamaan WOCPM hadir untuk melaksanakan konferensi internasional ke-2 mereka di Bali, dimana konferensi ini juga membahas upaya mendukung pengembangan wisata kesehatan di Bali.