Denpasar (ANTARA) - Holding Rumah Sakit BUMN PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) menggandeng lembaga kesehatan Singapura, SingHealth melalui kolaborasi peningkatan layanan kesehatan untuk memperkuat Bali International Hospital (BIH) menjadi tujuan wisata medis.
"Bali International Hospital masih dalam pembangunan dan rencana kami buka pada September 2024," kata Direktur Utama IHC drg Mira Dyah Wahyuni di Sanur, Denpasar, Bali, Selasa.
Untuk itu, IHC meneken nota kesepahaman (MoU) dengan SingHealth oleh Mira Dyah Wahyuni bersama Group CEO SingHealth, Ng Wai Hoe dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar.
Garis besar nota kesepahaman itu menyangkut saling berbagi atau cross-sharing praktik klinis, inovasi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dua negara itu.
Melalui kerja sama tersebut, IHC nantinya mendapatkan akses terhadap pengetahuan dan keahlian layanan kesehatan di Negeri Singa itu di berbagai bidang seperti manajemen rumah sakit, pelatihan staf, serta penelitian dan pengembangan termasuk kompetensi para dokter.
"Kami kerja sama dalam meningkatkan layanan kesehatan, clinical up scaling meningkatkan kompetensi para dokter spesialis yang ada, lalu nursing care, juga dengan riset," imbuhnya.
Baca juga: Konferensi kedokteran internasional dukung wisata medis di Bali
Ada tiga bidang prioritas yakni menekankan pentingnya kualitas, keselamatan pasien, dan penelitian.
Kemudian, peningkatan pengalaman pelanggan melalui inovasi dan transformasi serta terakhir, pengembangan berkelanjutan tenaga kesehatan profesional, termasuk dokter, perawat, dan manajemen.
Sementara itu, Group CEO SingHealth Ng Wai Hoe menilai kerja sama itu merupakan potensi yang besar untuk kedua entitas meningkatkan pelayanan kesehatan serta pelatihan untuk para dokter, perawat, tenaga kesehatan hingga administrasi perawatan kesehatan.
"Kami bisa berbagi praktik terbaik, belajar satu sama lain, membantu melatih dan edukasi dokter serta menyediakan perawatan kesehatan lebih baik kepada pasien," imbuhnya.
Sementara itu, terkait layanan BIH, Dirut IHC menjelaskan rumah sakit tersebut memiliki perawatan utama untuk kanker yakni pemindaian tomografi emisi positron (PET) sehingga dapat menentukan terapi lanjutan untuk kanker.
Baca juga: Cok Ace : wisata kesehatan jadi model pariwisata berkelanjutan di Bali
Saat ini, fasilitas untuk deteksi dan diagnosa kanker itu baru ada di tiga fasilitas medis yang semuanya terpusat di Jakarta.
Selain itu, BIH juga melayani perawatan penyakit lainnya yakni terkait kardiologi, onkologi, syaraf/stroke, gastrologi dan ortopedi.
BIH memiliki luas sekitar lima hektare, dari total luas KEK Kesehatan Sanur mencapai 41,26 hektare.
Pemerintah mengharapkan fasilitas di KEK Kesehatan itu meningkatkan perekonomian sekaligus meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia.
Berdasarkan data Dewan Nasional KEK pada 2030 diproyeksikan sekitar 4-8 persen penduduk Indonesia atau kisaran 123-240 ribu orang yang sebelumnya berobat ke luar negeri menjadi berobat di tanah air salah satunya di BIH.
Secara nominal, hingga tahun 2045 total penghematan devisa yang diharapkan mencapai Rp86 triliun dan total penambahan devisa pada periode yang sama mencapai Rp19,6 triliun.
Dewan Nasional KEK juga menyebutkan KEK Kesehatan Sanur memiliki nilai investasi sebesar Rp10,2 triliun yang diharapkan menyerap tenaga kerja.