Denpasar (Antara Bali) - Aneka kerajinan berbahan baku plastik termasuk spon dari Bali cukup ramai memasuki pasar ekspor, hanya saja kondisi ekonomi negara konsumen seperti Amerika Serikat belum sebagaimana diharapkan sehingga perolehan devisanya melorot.
"Realisasi ekspor aneka kerajinan plastik Bali menghasilkan devisa 9,5 juta dolar AS selama Januari-Juni 2015, berkurang 18,73 persen dari periode sama 2014 mencapai 11,7 juta dolar," kata Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Bali, Made Suastika di Denpasar Sabtu.
Beraneka jenis bunga dan mainan anak-anak yang dibuat secara imitasi merupakan barang kerajinanan dari kabupaten Gianyar, Bali masih gencar memasuki pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Prancis, Itali dan Australia.
Barang kerajinan yang konsumennya adalah kaum wanita ini dibuat dari spon dan plastik merupakan barang dengan pemasaran masih baik jika dibandingkan jenis kerajinan yang diproduksi di Bali, tutur Desak Made Mawar, seorang pengrajin di pusat kerajinan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Kerajinan jenis ini, masih tergolong terbaru memasuki pasar ekspor, volume pengirimannya mulai menampaknya hasil karena anak-anak muda dari wisatawan dalam negeri juga memiliki minat yang tinggi untuk membelinya.
Alat perhiasan di kepala ini cukup membanggakan, karena permintaan dari dalam negeri sendiri juga lumayan ramai, termasuk konsumen lokal ikut membelinya dengan harga antara Rp 10.000 - Rp 15.000 per pcs.
Anak-anak mampu membuat bunga kamboja tiruan dari spon tipis dan ringan hasilnya beraneka warna yang menarik dan indah, persis seperti bunga asli, sehingga mempu menarik minat turis asing untuk membelinya.
Ia yang memiliki tenaga kerja sekitar 10 pengrajin mengaku sebelum bunga imitasi ini ada, jenis bunga sejenis dibuat dengan bahan baku kayu dan plastik namun hasilnya belum secerah seperti sekarang.
Bunga imitasi dari spon persis tampak seperti bunga asli, begitu beredar di pasaran langsung mendapat respon yang positif dari konsumen, khususnya wanita baik wisatawan dalam maupun luar negeri yang berlibur di Bali.
Ekspor hasil kerajinan ini adalah hasil karya seni masyarakat yang dikumpulkan dan dibeli oleh pengepul setelah banyak baru dikapalkan ke negara konsumen, tutur Desak Made Mawar sambil merapikan barang seninya. (WDY)