Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 6,16 juta dolar AS dari ekspor industri kerajinan berbahan baku plastik selama triwulan I-2014, meningkat 62,62 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 3,79 juta dolar AS.
"Sementra dari segi volume merosot 20,86 persen dari 6,60 juta unit pada triwulan I-2013 menjadi hanya 5,22 juta unit pada triwulan I-2014," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan berkurangnya dari segi volume, namun perolehan devisanya meningkat itu menunjukkan harga persatuan unit hasil kerajinan plastik menjadi mahal atau semakin laris di pasaran luar negeri.
Aneka jenis cendera mata berbahan baku plastik hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali paling banyak diserap pasaran Italia yakni 11,80 persen, menyusul Amerika Serikat 3,89 persen, Jepang 1,97 persen, Singapura 2,83 persen, Prancis 2,82 persen dan Inggris 0,98 persen.
Selain itu, Spanyol 2,99 persen, Jerman 1,69 persen dan sisanya 67,79 persen diserap oleh berbagai negara lainnya.
Ketut Teneng menambahkan perajin dan seniman Bali cukup kreatif membuat berbagai jenis cindera mata dari bahan baku plastik sehingga mampu bersaing dan cukup disenangi konsumen mancanegara.
Cendera mata itu, antara lain berupa aneka jenis hiasan dalam berbagai rancang bangun (disain) untuk hiasan ruang tamu, kamar tidur dalam rumah tangga maupun kelengkapan hotel.
Pengiriman matadagangan tersebut sangat tergantung dari kondisi dan permintaan pasaran ekspor, meskipun Bali selalu memiliki persediaan matadagangan dalam jumlah yang memadai.
Cendera mata dari bahan baku plastik, merupakan salah satu dari enam jenis hasil industri kecil di daerah ini yang berhasil menembus pasaran mancanegara.
I Ketut Teneng menjelaskan hasil industri dari bahan baku plastik mampu memberikan kontribusi sebesar 4,64 persen dari total ekspor Bali sebesar 132,96 juta dolarAS selama triwulan I-2014.
Khusus hasil industri kecil menyumbangkan devisa sebesar 49.98 juta dolar AS atau 37,60 persen dari total ekspor Bali, ujar Ketut Teneng. (WDY)