Denpasar (Antara Bali) - Sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga menjadi tulang punggung ekspor non migas Bali karena mampu memberikan andil sebesar 60,33 persen dari total ekspor daerah ini sebesar 406,31 juta dolar AS selama sembilan bulan periode Januari-September 2016.
"Sektor industri kecil mampu menghasilkan devisa 105,64 juta dolar AS atau memberikan andil 26 persen dan hasil kerajinan skala industri rumah tangga 139,49 juta dolar AS atau andilnya 34,33 persen," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, produk hasil industri kecil Bali yang menembus pasaran luar negeri sebanyak enam jenis komoditas yang meliputi ikan dalam kaleng, komponen rumah jadi, plastik, sepatu, tas serta tekstil dan produk tekstil (TPT).
Di antara enam jenis komoditas tersebut yang paling besar menghasilkan devisa adalah TPT 70,80 juta dolar AS, menyusul plastik 11,38 juta dolar AS, ikan dalam kaleng 13,67 juta dolar AS, komponen rumah jadi 1,30 juta dolar AS, aneka jenis tas 1,54 juta dolar AS dan sepatu 1,06 juta dolar AS.
Made Suastika menambahkan, sedangkan hasil industri kerajinan skala rumah tangga yang menembus pasaran luar negeri terdiri atas 17 jenis komoditas hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali.
Hasil kerajinan kayu berupa patung dan aneka jenis cenderamata berbahan baku kayu menghasilkan devisa paling besar yakni mencapai 61,85 juta dolar AS, menyusul kerajinan perak 16,19 juta dolar AS, kerajinan furniture 15,36 juta dolar AS dan kerajinan logam 10,37 juta dolar AS.
Selain itu juga kerajinan bambu 7.69 juta dilar AS, alat musik 909.034 dolar AS, anyaman 1,48 juta dolar AS, batu padas 6,79 juta dolar AS, keramik 732.428 dolar AS, kerajinan kerang 1,28 juta dolar AS, kerajinan kulit 5,46 juta dolar AS.
Made Suastika menambahkan, pihaknya melakukan berbagai upaya melibatkan perajin dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam meningkatkan perolehan ekspor non migas daerah ini.
Upaya tersebut menekankan pada peningkatan produksi dengan harapan mampu menembus dan bersaing di pasaran ekspor, mengingat persaingan yang sangat ketat.
Untuk UMKM usaha tekstil dan produk tekstil (TPT) misalnya melakukan program pendampingan tenaga ahli perancang busana (desainer) untuk perajin usaha tenun.
Pendampingan tenaga ahli bidang rancang bangun itu dengan harapan mampu meningkatkan kualitas desain pakaian guna memenuhi selera konsumen di mancanegara, ujar Made Suastika. (WDY)
Industri Kerajinan Tulang Punggung Ekspor Bali
Rabu, 16 November 2016 13:57 WIB