Denpasar (Antara Bali) - Jepit bunga jepun imitasi, produk kerajinanan dari plastik yang dibuat anak-anak di pusat kerajinan Kabupaten Gianyar, Bali, laris ke pasar ekspor menghasilkan devisa 15,1 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2014.
"Barang kerajinan yang konsumennya sebagian besar kaum wanita ini dibuat dari spon merupakan barang jenis baru yang diproduksi di Bali," tutur Dewa Nyoman Mawa, perajin di pusat kerajinan Tampaksiring, Gianyar, Jumat.
Kerajinan berbahan baku plastik, spon yang diproduksi berupa berbagai jenis bunga dan hasilnya kelihatan persis seperti aslinya itu, laku keras di pasar luar negeri, terutama ke Tiongkok, Jepang, Prancis, Italia, Australia dan AS.
Kerajinan jenis ini, masih tergolong sedikit memasuki pasar ekspor, volume pengirimannya saat ini masih berfluktuasi, tetapi anak-anak muda yang melakukan perjalanan wisata ke Bali dari wisatawan dalam negeri juga memiliki minat yang tinggi untuk membelinya.
Ia yang mempekerjakan puluhan anak muda itu mengatakan, alat perhiasan di kepala ini cukup membanggakan, karena permintaan dari dalam negeri sendiri juga lumayan ramai, konsumen lokal ikut membelinya rata-rata 50 pcs per hari dengan harga antara Rp15.000 - Rp25.000 per pcs.
Anak-anak mampu membuat bunga jepun dan kamboja tiruan dari spon tipis dan ringan hasilnya beraneka warna yang menarik dan indah, persis seperti bunga asli, sehingga mampu menarik minat turis asing yang datang untuk membelinya.
Dewa Nyoman Mawa yang menggeluti seni kerajinan ini mengaku sebelum bunga imitasi ini ada, jenis bunga serupa dibuat dengan bahan baku kayu dan plastik namun hasilnya belum secerah seperti sekarang, karena untuk mendapatkan kayu bahan baku sekarang ini cukup sulit.
Bunga imitasi dari spon persis tampak seperti bunga asli, begitu beredar di pasaran langsung mendapat respon yang positif dari konsumen, khususnya wanita baik wisatawan dalam maupun luar negeri yang berlibur ke Bali.
"Ekspor hasil kerajinan ini dari saya baru sekitar 5.000 pcs per bulan, tetapi karena jumlah perajinnya banyak di daerah ini, maka setelah terkumpul dalam jumlah banyak baru diekspor," tutur Mawa sambil merapikan barang seninya.
Sementara Disperindag Bali mencatat, realisasi ekspor khusus kerajinan berbahan baku plastik mencapai 18,4 juta pcs bernilai 15,1 juta dolar AS Jasnuari-Agustus 2014, angka hasil penjualan tersebut bertambah 51 persen jika dibandingkan periode sama 2013 yang hanya 9,9 juta dolar. (WDY)