Denpasar (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali mengevaluasi pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali peserta Pilkada 2024 yang dinilai melanggar dalam debat kedua pada Sabtu (9/11).
Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan di Denpasar, Selasa, mengatakan ada evaluasi terhadap paslon yang memberikan dua pertanyaan sekaligus dalam satu kali sesi tanya jawab antar-paslon.
“Saya masih melihat juga kemarin sudah dievaluasi sebenarnya, tidak boleh waktu pertanyaan itu bertanya di dua atau tiga bidang meski waktu masih panjang,” kata dia.
Dalam debat kedua Pilkada Bali, KPU Bali mengusung tema Menyikapi Dinamika Otonomi Daerah di Bali dengan sub tema hubungan pusat-daerah, pajak dan retribusi daerah serta inovasi daerah dalam menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah, tata kelola kolaboratif (pentahelix), dan pembangunan sumber daya manusia.
Dalam sesi tanya jawab antar-paslon, kata dia, salah satu paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali beberapa kali bertanya dua hal dalam satu sesi.
Salah satu contoh pertanyaan dari paslon 01, Jika presiden membuat program kebijakan atau keputusan yang meminta saudara melaksanakan, sementara ketua umum parpol paslon 02 menentang, apakah saudara ikut arahan presiden atau ketua umum?
Masih dalam kesempatan yang sama, paslon 01 lanjut bertanya lagi, inovasi apa yang akan dilakukan untuk keunggulan mengingat anggaran yang defisit, dan inovasi peningkatan investasi peningkatan PAD maupun inovasi untuk kebutuhan masyarakat?.
Lidartawan mengatakan sejak debat pertama, paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali ini telah dilakukan evaluasi, namun tetap melanggar pada debat kedua.
“Waktu bertanya harus satu pertanyaan karena memang pertanyaan harus satu, gimana caranya menjawab, pertanyaannya banyak walaupun waktunya itu panjang, kemarin saya sudah sampaikan tetapi masih lagi, besok kita akan jauh lebih baik,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan soal debat yang keluar dari tema, yakni terkait paslon yang menyinggung soal batalnya Piala Dunia U20 di Bali, sehingga Lidartawan menyerahkan kepada masyarakat yang menilai langsung.
Yang jelas, kata dia, begitu pertanyaan keluar tema syukurnya lawan dapat menggiring jawaban ke tema malam itu.
“Begitu pertanyaannya ada yang keluar tema, tapi jawabannya mengacu ke sana lagi, jadi semua sudah mengalir tidak bias, mungkin satu atau dua ada jadi wajar aja, besok juga harus diingatkan,” ujarnya.
Dia mengatakan evaluasi debat tersebut sudah disampaikan juga oleh tim perumus ke KPU Bali, oleh karena itu penyelenggara Pilkada Bali ini berharap akan lebih patuh pada debat ketiga.
Pada debat ketiga nanti, KPU mengangkat tema Ngardi Bali Shanti Lan Jagadhita dengan sub tema di dalamnya akan banyak membahas kemasyarakatan seperti program pertanian dan kesehatan.
Baca juga: Koster respons soal SMA Bali Mandara hanya jargon kampanye
Baca juga: Koster dalam debat tawarkan pipanisasi sedangkan Muliawan desalinasi
Baca juga: Mulia-PAS manfaatkan satu jalur buat dapat dana alokasi khusus
Baca juga: Koster tegaskan lagi alasan tolak Israel buntut diungkit dalam debat
Baca juga: KPU Bali gelar debat ke-2 pilkada bagian dari kampanye