Denpasar (ANTARA) - Calon Gubernur Bali Nomor Urut 02 Wayan Koster merespons cagub nomor urut 01 yang mengatakan SMA/SMK Bali Mandara hanya jargon kampanye sebab saat periode pertama Koster menghentikan sistem asrama di sana.
“Sebenarnya tidak dibubarkan (SMA/SMK Bali Mandara) tetap berlangsung, hanya pola pembelajarannya sedikit berubah, hanya tidak pakai asrama,” kata dia usai debat kedua Pilkada Bali di Denpasar, Sabtu.
Wayan Koster menjelaskan saat menjadi gubernur ia memutuskan mengubah sekolah berbasis asrama bagi siswa miskin itu menjadi sekolah reguler, sebab ingin pemerataan bantuan kepada siswa kurang mampu.
Awalnya SMA/SMK Bali Mandara yang dibangun di masa Gubernur Made Mangku Pastika menjadi satu-satunya sekolah di bawah Pemprov Bali, namun Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 mengamanatkan seluruh SMA/SMK/SLB menjadi kewenangan provinsi.
“Saat itu dari 180 ribu siswa SMA/SMK di Bali, ada 18 ribu siswa miskin sementara yang ada di SMA/SMK Bali Mandara 800 orang, kalau diberlakukan hanya satu sekolah jadi ekslusif tidak adil, itulah sebabnya kita mengambil kebijakan untuk menolong semua siswa miskin di seluruh Bali,” ujarnya.
Saat mengubah sekolah asrama di Buleleng tersebut menjadi sekolah reguler, Wayan Koster mengalokasikan yang semula dana untuk mereka tersebar bagi siswa miskin di seluruh sekolah.
Namun, dana untuk beasiswa miskin, pakaian sekolah, buku, perlengkapan sekolah, dan sembako bagi siswa SMA/SMK Bali Mandara tetap diberikan.
“Menurut saya jumlah siswa SMA Bali Mandara yang tidak punya rumah sedikit, jadi sebenarnya pola yang dilakukan bagaimana agar pendidikan layanannya lebih merata dan berkeadilan untuk semua siswa,” kata Koster.
“Bayangkan SMA/SMK Bali Mandara dengan pengeluaran per anak 20 juta per tahun sementara siswa reguler hanya 1 juta tapi outputnya SMA 1 Singaraja dan SMAN 4 Denpasar lebih baik, jadi yang utama keadilan pemerataan,” sambungnya.
Sementara itu Calon Gubernur Bali Nomor Urut 01 Made Muliawan Arya sendiri dalam sesi ini sengaja menyinggung sekolah asrama itu sebab Wayan Koster dulu mengubah konsep sekolah karena alasan anggaran, sementara kini justru mengatakan hendak memperluas bantuan pendidikan.
Baca juga: Koster dalam debat tawarkan pipanisasi sedangkan Muliawan desalinasi
Baca juga: Mulia-PAS manfaatkan satu jalur buat dapat dana alokasi khusus
Baca juga: Koster tegaskan lagi alasan tolak Israel buntut diungkit dalam debat
Baca juga: KPU Bali gelar debat ke-2 pilkada bagian dari kampanye