Gianyar, Bali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gianyar mengadakan lomba bibit sapi bali jantan pada serangkaian HUT Kota Gianyar ke-254 di Lapangan Banteng, Desa Tegal Tugu, Jumat, dalam upaya meningkatkan mutu bibit sapi bali.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan Lomba Bibit Ternak Sapi Bali Jantan kali ini tidak jauh berbeda dengan lomba di tahun-tahun sebelumnya, yakni untuk mencari bibit sapi yang unggul untuk dikembangkan.
Lomba ini mencari bibit sapi jantan yang unggul, nanti spermanya akan menjadi semen beku untuk program kawin suntik ke seluruh ternak yang ada di Gianyar, bahkan di Bali, katanya saat membuka lomba, di Gianyar.
Ia menjelaskan, sektor peternakan memegang peranan yang sangat strategis dalam pembangunan daerah maupun pembangunan nasional.
Baca juga: DPRD Bali berharap sapi dari luar bisa dipelihara peternak setempat
Selain sebagai penyedia konsumsi protein hewani dan untuk peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak, sektor peternakan juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam melestarikan Plasma Nutfah Sapi Bali dan mendukung Ketahanan Pangan Nasional.
"Kita mengkonteskan per kecamatan, nantinya akan ada 14 sapi memperebutkan juara satu dan memperebutkan hadiah 25 juta,” kata Bupati.
Bahkan bagi sapi yang ikut kontes diberikan biaya pengiriman sebesar Rp5 juta per ekor, karena besarnya risiko membawa sapi dari peternakan. Lomba kali ini disambut antusiasme para peternak.
“Kegiatan ini untuk mengembangkan, bibit sapi dan jangan sampai para peternak sapi punah ” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Bibit Sapi Bali, Ni Putu Sarini mengatakan kegiatan lomba ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan pelestarian sapi Bali serta meningkatkan mutu dan jumlah ternak sapi khas Bali.
“Sehingga kita wajib melestarikan, apalagi Provinsi Bali sudah ditetapkan sebagai sumber pelestarian bibit sapi Bali untuk dikembangkan ke seluruh Indonesia,” kata Putu Sarini.
Baca juga: Lomba sapi Bali jantan meriahkan HUT Kota Gianyar
Adapun kriteria penilaian lomba sapi jantan bibit yaitu, memiliki kondisi sehat yang bebas dari penyakit hewan menular, tidak memiliki cacat fisik dan memiliki organ reproduksi yang baik serta memiliki ciri fisik sapi Bali yang memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan standar.
Adapun jumlah sapi yang mengikuti lomba sebanyak 46 ekor, dimana setiap kecamatan memiliki wakil 6 ekor sapi. Nantinya dari hasil penjurian di tingkat kecamatan akan dipilih 2 ekor yang terbaik untuk mewakili di tingkat kabupaten.
“Jadi total jumlah sapi yang mengikuti lomba di tingkat kabupaten sebanyak 14 ekor, namun ada satu peternak yang mengundurkan diri,” lanjutnya. Untuk juara I, II, dan III dinilai berdasarkan penilaian oleh dewan juri.
Penilaian dilakukan oleh tim juri dari Pusat Unggulan Penelitian Sapi Bali dan LPPM Universitas Udayana.