Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Wayan Tagel Arjana meminta warga waspada dan tenang dengan muncul isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI), serta tidak mudah terprovokasi di lingkungan masyarakat.
"Saya harapkan warga masyarakat tenang dan waspada terkait isu munculnya PKI tersebut. Kalau melihat perjalanan sejarah bangsa Indonesia, bahwa PKI itu sudah dibubarkan," katanya di Denpasar, Sabtu.
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPRD Bali itu, isu munculnya PKI tersebut sebagai bukti masih lemahnya ada warga dalam pemahaman ideologi Pancasila. Padahal dalam ideologi Pancasila tersebut semuanya sudah tercantum dan diuraikan dalam butir-butir untuk berbangsa dan bernegara.
"Oleh karena pergerakan era reformasi memberi ruang kebebasan dalam kerangka berdemokrasi maupun berpendapat. Namun perlu juga dihidupkan kembali ajaran-ajaran terkait dengan ideologi Pancasila tersebut, agar reformasi itu tidak kebablasan," ucap politikus Partai Gerindra ini.
Tagel Arjana mengatakan ideologi Pancasila sudah mampu melindungi seluruh bangsa Indonesia. Namun di kalangan generasi muda perlu mendapatkan pemahaman melalui pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
"Di era reformasi tersebut justru ajaran Pancasila dan Kewarganegaraan yang sebelumnya diajarkan di sekolah-sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi ditiadakan. Ini mungkin menjadi alasan ada generasi muda mencoba-coba membangun isu bangkitnya PKI tersebut," ucapnya.
Ia mengatakan pelajaran yang pernah diterapkan pada zaman orde baru perlu diterapkan kembali, seperti pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut. Namun perlu dilakukan penyesuaian dengan era kekinian.
"Artinya pelajaran tentang ideologi Pancasila dan Kewarganegaraan tersebut akan memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Karena dalam pelajaran tersebut semuanya mengajarkan kebaikan dan rasa saling menghormati antarmanusia, termasuk juga rumusan bagaimana agar tercapai kesejahteraan sosial tersebut," katanya.
Menyinggung wacana pemerintah untuk kembali menerapkan bela negara kepada generasi muda, kata Tagel Arjana, langkah itu perlu didukung dalam memperkuat rasa persatuan dan kesatuan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pendidikan bela negara bagi generasi muda perlu dilakukan dalam menghadapi era globalisasi, termasuk menangkal isu-isu politik yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," ujarnya.
Ia mengatakan bela negara tersebut tidak semata-mata untuk berperang melawan musuh, namun pendidikan bela negara yang dilakukan adalah untuk memahami karakter bangsa, baik simbol-simbol negara maupun ideologi Pancasila.
"Pemahaman tentang ideologi Pancasila dalam pendidikan bela negara diharapkan semangat patriot untuk menjadi bangsa yang kuat dan mampu bersaing di semua bidang dalam era globalisasi," katanya. (WDY)