Badung, Bali (ANTARA) - Pengelola penangkaran penyu di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, menghadapi kesulitan pasokan pakan berupa rumput laut karena tak banyak pembudidayaan.
“Rumput lautnya susah kami cari,” kata pemilik penangkaran penyu Tambaksari, Made Sutama di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Pihaknya melakukan konservasi terhadap 13 penyu hijau (Chelonia mydas) yang makanan utamanya adalah rumput laut.
Ia menjelaskan per hari rata-rata menghabiskan hingga 10 karung rumput laut atau masing-masing memiliki berat sekitar 15 kilogram rumput laut.
Ada pun per karung rumput laut, harganya mencapai sekitar Rp30 ribu.
Selama ini, pasokan rumput laut didapatkan dari nelayan di kawasan Tanjung Benoa, Bali yang juga memasok untuk enam penangkaran penyu lainnya di kawasan wisata bahari itu.
Baca juga: BPSPL Denpasar jaga kesehatan penyu hijau hasil sitaan
Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya juga menerima sebanyak 21 ekor penyu hijau titipan yang merupakan hasil sitaan Polda Bali.
Bertambahnya jumlah penyu membutuhkan pasokan rumput laut lebih banyak.
Untuk itu, pihaknya juga membutuhkan dukungan bantuan pasokan dari pihak-pihak terkait untuk memastikan kelangsungan pakan satwa terancam punah itu selama berada di penangkaran.
Ada pun ukuran penyu tersebut bervariasi hingga berukuran panjang sekitar 100 centimeter dengan usia hingga diperkirakan sekitar 70 tahun.
Kawasan penangkaran penyu di Tanjung Benoa menjadi salah satu daya tarik wisata terutama yang berada di dekat Pulau Pudut.
Baca juga: TCEC akan mengenalkan konservasi penyu di Bali ke delegasi G20
Wisatawan biasanya menaiki perahu tradisional dari Pantai Tanjung Benoa menuju kawasan dekat Pulau Pudut kemudian singgah mengunjungi beberapa penangkaran penyu.
Meski jumlah wisatawan mulai membaik, namun jumlahnya masih berkurang dibandingkan sebelum pandemi COVID-19.
Per hari rata-rata jumlah kunjungan mencapai sekitar 50 orang atau jauh dibandingkan sebelum pandemi mencapai hingga 200 orang.
Sutama menambahkan pihaknya tidak memungut biaya tiket masuk, namun menerima donasi sukarela dari pengunjung.
“Saya melihat masalah penyu di alam liar terancam punah dan warga di sini merawatnya dan membantu kembali ke alam dan saya belum pernah melihat penyu sebelumnya,” kata wisatawan asal Perth, Australia, Jody Place.