Badung, Bali (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali, mengawasi kesehatan 21 ekor penyu hijau (Chelonia Mydas) hasil sitaan Polda Bali yang saat ini berada di penangkaran di Tanjung Benoa, Kabupaten Badung.
“Jika dari pengamatan kondisi kesehatan terlihat kurang fit, maka bisa dirawat,” kata Kepala BPSPL Denpasar Permada Yudiarso di Badung, Bali, Rabu.
Pihaknya berencana menerjunkan tim kesehatan untuk mengecek kondisi kesehatan satwa dilindungi itu.
Ia menjelaskan beberapa tahapan pemeriksaan kesehatan terhadap penyu hijau tersebut di antaranya pemeriksaan sampel darah, pemindaian organ atau ultra sonografi (USG) dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan USG, kata dia, untuk mengetahui jenis kelamin, hingga mengecek kemungkinan ada calon telur di dalam tubuh penyu.
Baca juga: BPSPL: Tiga paus mati di wilayah Bali diduga karena sakit
“Jika ada (telur) maka ini bisa jadi indikator untuk segera dilepasliarkan,” imbuhnya.
Sedangkan pemeriksaan fisik, lanjut dia, meliputi pengukuran ulang panjang dan lebar lengkung cangkang, kelainan fisik hingga pemeriksaan penyakit seperti tumor.
Penyu, kata dia, dikategorikan tidak fit dan perlu dirawat jika tidak mampu berenang dan adanya luka atau infeksi karena terikat tali saat ditemukan.
Saat ini, 21 penyu hijau yang terancam punah itu ditempatkan di lima kolam di Penangkaran Tambak Sari Tanjung Benoa, Badung, Bali.
Sebelumnya, Direktorat Polisi Perairan dan Udara Polda Bali menangkap pria diduga pengepul berinisial MJ pada Minggu (30/4) yang membawa penyu tersebut dari Madura, Jawa Timur.
Penyu-penyu tersebut diperkirakan akan dijual dengan rentang usia 10-50 tahun dan panjang sekitar 96 centimeter.
Pengungkapan penyelundupan hewan dilindungi itu bukan pertama terjadi di Bali. Sebelumnya pada Juli 2022, Polda Bali menggagalkan penyelundupan 15 ekor penyu hijau di Pantai Sumurkembar, Gilimanuk, Jembrana.
Selanjutnya, pada Januari 2023, TNI AL juga menggagalkan penyeludupan 43 ekor penyu hijau di Perairan Klatakan, Jembrana dari Madura, Jawa Timur.
Baca juga: BPSPL Denpasar datangkan dokter hewan ahli forensik teliti paus mati di Karangasem