Jembrana (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali mengadakan Festival Teluk Gilimanuk, di pintu gerbang masuk Pulau Dewata itu pada 22-24 November, untuk meningkatkan potensi pariwisata di wilayahnya.
"Saya berharap melalui Festival Teluk Gilimanuk ini, semakin memperkenalkan pariwisata Jembrana tidak hanya di tingkat nasional tapi juga di mancanegara," kata Bupati Jembrana I Putu Artha dalam keterangan tertulis yang diterima di Jembrana, Sabtu.
Ia mengatakan, di wilayah Gilimanuk sebenarnya kaya potensi pariwisata, namun karena belum dikelola dengan baik, meskipun menjadi pintu gerbang Pulau Bali, selama ini hanya dilintasi wisatawan.
Melalui festival tersebut pihaknya ingin menampilkan Gilimanuk yang sesungguhnya kaya akan objek wisata.
"Gilimanuk tidak hanya pelabuhan, tapi juga punya pemandangan gunung yang indah, hutan dan laut yang indah dengan beragam kekayaan biotanya sehingga cocok sebagai wahana diving," katanya.
Ia menyadari, pariwisata merupakan sektor unggulan yang memiliki dampak domino dalam perkembangan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini dapat membangkitkan perdagangan, pendidikan, pertanian, disamping mendukung pelestaran budaya dan adat setempat.
“Karena itu kami ucapkan terimakasih atas dukungan Kementerian Pariwisata selama pelaksanaan festival. Semoga terus berlanjut, sehingga Gilimanuk sebagai pintu gerbang Bali dapat berkontribusi bagi pariwsata Jembrana," katanya.
Festival Teluk Gilimanuk selama tiga hari (22-24 November) itu dibuka Bupati Artha pada Jumat (22/11) dengan goresan tinta ke kanvas. Diiringi tabuhan jegog dan kuntulan, goresan tinta awal dari Artha ini disempurnakan oleh Komunitas Perupa Jembrana, menjadi karya seni lukis.
Sementara itu, Koordinator Calender of event Wilayah Bali dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Putu Ngurah, yang hadir dalam pembukaan festival itu menyatakan pihaknya akan selalu mendukung kegiatan yang dibuat daerah untuk memajukan pariwisatanya, salah satunya melalui pelaksanaan festival serta promosi event wisata.
Sektor pariwisata saat ini, katanya, sangat strategis karena termasuk bisnis yang tidak akan ada habisnya. “Sekarang kalau bisa melihat peluang dengan jeli, apa sih yang tidak bisa dijual? Kalau kita menjual minyak atau hasil tambang, suatu saat pasti akan habis, beda dengan pariwista yang akan terus ada," katanya.
Tapi, ia mengingatkan, semua pihak harus menjaga dan bersinergi, tidak hanya daerah tapi juga pemerintah pusat termasuk masyarakat setempat.
Menurutnya, selama ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senantiasa mendukung daerah yang komitmen memajukan pariwisata.
"Untuk membangun sektor pariwisata, perlu komitmen seluruh pemangku amanah, baik pemerintah pusat, legislatif maupun komunitas pariwisata juga harus dirangkul. Saya melihat jembrana sudah mulai mengarah kesana, melalui kebijakan pimpinan daerahnya. Karena itu, melalui pelaksanaan Festival Teluk Gilimanuk ini kami akan dukung pengembangan pariwisata di daerah ini. Sehingga Gilimanuk tidak hanya sebagai perlintasan seperti sebelumnya," katanya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana I Nengah Alit mengatakan, Festival Teluk Gilimanuk selama tiga hari, akan dimeriahkan dengan lomba melukis kategori anak dan umum dengan tema alam Gilimanuk pada hari pertama.
Pada hari kedua, katanya, festival diawali dengan bersih–bersih dengan melibatkan sekolah yang ada di Kecamatan Melaya dan masyarakat sekitar Gilimanuk.
"Kemudian dilanjutkan dengan Lomba Sampan Hias dan Lomba Sampan Dayung. Sementara malamnya, akan dimeriahkan oleh hiburan band–band lokal serta lawak Bali," katanya.
Pada hari ketiga ada Lomba Sampan Layar, Jegog Mebarung serta hiburan artis lokal sebagai penutup.
Festival tahun ini merupakan yang ketiga kalinya, karena itu pihaknya berharap dari sisi kemasan acara dan pelaksanaannya lebih berkualitas, sehingga tujuan awal untuk mengembangkan potensi wisata Gilimanuk bisa terwujud.
22-24 November, Jembrana adakan Festival Teluk Gilimanuk
Sabtu, 23 November 2019 20:09 WIB