Denpasar (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan di Bali selama tahun 2024 terjadi 582 kali gempa bumi dengan mayoritas kekuatan magnitudo di bawah 3,0.
“Didominasi oleh gempa bumi dangkal yang terjadi pada kedalaman kurang dari 60 kilometer,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Bali, Senin.
Berdasarkan data BBMKG Denpasar, jumlah aktivitas gempa bumi tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2023 yang mencapai 324 kali gempa bumi.
Ia menjelaskan selama 2024 gempa bumi yang terjadi didominasi oleh gempa bumi dengan kekuatan magnitudo kurang dari 3,0 sebanyak 465 kali kejadian.
Kemudian disusul dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,0 hingga kurang dari 5,0 sebanyak 117 kali kejadian, dan tidak ada kejadian gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,0 atau lebih besar dari magnitudo 5,0.
Ada pun kejadian gempa bumi signifikan terjadi pada September 2024 yang mengakibatkan kerusakan di wilayah Kabupaten Gianyar pada 7 dan 21 September 2024 dengan kekuatan gempa bumi masing-masing magnitudo 4,8 dan 4,9.
Baca juga: Bali digetarkan gempa dangkal magnitudo 2,8
Sementara itu, gempa bumi sepanjang 2024 di Regional III meliputi sebagian Jawa Timur, Bali, NTB, dan sebagian wilayah di NTT, pihaknya mencatat sudah terjadi 7.728 kali kejadian gempa bumi baik berpusat di darat maupun di laut.
Gempa bumi di bawah kekuatan magnitudo 3,0 mendominasi sebanyak 6.650 kali kejadian, disusul dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,0 hingga kurang dari magnitudo 5,0 sebanyak 1.072 kali kejadian dan hanya delapan kali kejadian gempa bumi yang terjadi di wilayah regional III sepanjang tahun 2024 yang memiliki kekuatan 5,0 atau lebih besar dari 5,0.
Cahyo menambahkan, bervariasinya episenter hingga kekuatan gempa bumi menandakan dinamika bumi yang kompleks dan hingga saat ini gempa bumi belum bisa diprediksi.
Untuk itu, pihaknya gencar melakukan sosialisasi serta simulasi untuk menghadapi gempa bumi dan tsunami untuk meminimalkan terjadinya kerugian dan jatuhnya korban jiwa.
BBMKG bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membentuk komunitas masyarakat yang siap dan tanggap terhadap bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami.
“Ada pun kegiatan yang sudah berjalan yakni BBMKG goes to school, kesiapsiagaan bencana bagi dunia usaha pariwisata, dan tsunami drill,” katanya.
Baca juga: Gempa bumi dangkal magnitudo 4,8 guncang Gianyar di Bali