Singaraja, Bali (ANTARA) -
Wakil Bupati terpilih periode 2024-2029 Kabupaten Buleleng, Bali, Gede Supriatna mendukung pengembangan pendidikan berbasis keagamaan melalui "pasraman" dan "widyalaya" di daerah itu sebagai upaya pengembangan karakter sesuai dengan visi "Nangun Sad Kertih Loka Bali".
"Kami mendukung pengembangan 'pasraman' dan 'widyalaya' dan harapan agar berkolaborasi dengan lembaga pendidikan formal di Buleleng," kata Supriatna di Singaraja, Rabu.
Adapun pasraman adalah lembaga pendidikan keagamaan berbasis agama Hindu sedangkan widyalaya adalah lembaga pendidikan umum bercirikan agama Hindu.
Pihaknya menekankan pentingnya "pasraman" dan "widyalaya" sebagai wadah pembentukan karakter generasi muda di tengah mulai merosotnya moral dan etika sejumlah peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan.
"'Pasraman' dan 'widyalaya' memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai agama, budaya, dan moralitas. Hal ini sangat relevan untuk menghadapi tantangan modernisasi tanpa melupakan jati diri sebagai masyarakat yang berakar pada tradisi," ujarnya.
Supriatna mengajak semua pihak untuk berkolaborasi, baik dari pemerintah, komunitas pendidikan, hingga lembaga keagamaan dan utamanya perguruan tinggi keagamaan di Buleleng yakni Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
Ia juga menegaskan Pemerintah Kabupaten Buleleng kedepan ketika dirinya telah menjabat akan terus memberikan dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, alokasi anggaran, maupun fasilitas untuk menunjang operasional dan pengembangan program pendidikan berbasis pasraman dan widyalaya.
"Kami ingin memastikan bahwa 'pasraman' dan 'widyalaya' di Buleleng dapat menjadi pusat pendidikan yang unggul dan relevan. Ini adalah investasi kita untuk masa depan generasi muda," katanya.
Supriatna lebih jauh menilai pentingnya kolaborasi ke depan antara lembaga pendidikan formal di daerah itu bersama pasraman dan widyalaya. Adanya penguatan pendidikan berbasis kearifan lokal adalah langkah strategis untuk membangun generasi muda yang kompeten dan berintegritas.
"Kami berharap pasraman dan widyalaya dapat menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah formal untuk menghadirkan pendidikan yang lebih holistik, mencakup aspek akademis, budaya, dan spiritual," ujar Supriatna.
Beberapa bentuk kolaborasi yang diusulkan meliputi pengintegrasian program pasraman dan widyalaya dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah formal, pelatihan guru untuk mendalami nilai-nilai lokal, hingga penyelenggaraan kegiatan bersama seperti seminar dan festival budaya di daerah.