Denpasar (Antaranews Bali) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudistira Adhinegara menilai perbankan tidak akan segera menaikkan bunga kredit karena memerlukan transisi tiga hingga lima bulan setelah BI menaikkan suku bunga acuan.
"Likuiditas bank yang cukup turut membuat suku bunga kredit di bank tidak langsung dinaikkan mengingat masih ada jarak cukup panjang," kata Bhima Yudistira Adhinegara di Denpasar, Jumat.
Menurut Bhima, ada beberapa indikator yang membuat bank diyakini tidak akan langsung menaikkan suku bunga kredit.
Dia menjelaskan modal bank modal masih cukup kuat yakni ditunjukkan dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 22,6 persen.
Saat ini, lanjut dia, perbankan juga lebih banyak berinvestasi melalui instrumen surat utang karena bunga yang ditawarkan juga lebih menarik dibandingkan bunga kredit.
Dengan kondisi itu, ia optimistis bank tidak langsung menaikkan suku bunga kredit sehingga debitur diimbau tidak terlalu panik dan khawatir.
Setelah beberapa waktu bertahan pada posisi 4,25 persen, Bank Indonesia akhirnya menaikkan suku bunga acuan, BI seven days reverse repo rate sebesar 25 basis poin.
Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Indonesia itu tercatat dari 4,25 persen menjadi 4,5 persen yang berlaku mulai 18 Mei 2018.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat Dewan Gubernur BI 16-17 Mei 2018 di Jakarta sebagai upaya bank sentral menjaga stabilitas ekonomi Indonesia termasuk moneter di tengah situasi ekonomi global yang saat ini berfluktuasi. (WDY)
Ekonom: perbankan perlu waktu menaikkan bunga kredit
Jumat, 18 Mei 2018 13:10 WIB