Gianyar (Antaranews Bali) - Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Bali, berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran secara signifikan sejak tahun 2013, dengan berbagai usaha oleh pengurus desa di antaranya mendirikan BUMDes, membangun pasar, dan jaringan perusahaan air minum.
"Tahun 2013 ada 244 keluarga penerima Raskin dan 79 fakir miskin, tahun 2016 jumlah penerima Raskin naik sedikit menjadi 246 keluarga tapi penurunan drastis pada fakir miskin hanya tujuh keluarga, tahun 2017 menurun drastis penerima Raskin menjadi 196 keluarga dan jumlah fakir miskin menurun menjadi empat keluarga," kata Kepala Desa Sidan, Kabupaten Gianyar I Made Sukra, Rabu.
"Bisa dikatakan hampir seluruh masyarakat Desa Sidan sudah tidak menganggur lagi karena mereka berkarya, berproduksi di rumah masing-masing sesuai dengan keahlian dan produksinya dijual melalui BUMDes," ujar Made Sukra, yang sudah lima tahun jadi kepala desa (Kades).
Kepala Desa Sidan itu mengatakan, upaya penanggulangan kemiskinan di wilayahnya yang sebagian besar penduduknya merupakan petani dan buruh mulai dilakukan sejak 2012 lalu. Hal ini sejalan dengan program yang diluncurkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.
Karena keberhasilan menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran, Desa Sidan pada tahun 2018 terpilih mewakili Kabupaten Gianyar untuk lomba desa berprestasi menekan kemiskinan tahun 2018 tingkat provinsi Bali.
Salah satu kiat kesuksesan menekan angka kemiskinan dan pengangguran adalah dengan mendirikan BUMDes Mertha Rahayu dan membangun kantornya dengan biaya Rp50 juta, dan modal kerja sebesar Rp80 juta yang semuanya berasal dari APBD desa. "BUMDes Mertha Rahayu didirikan sejak tahun 2016.
Berbagai upaya dilakukan mulai mengoptimalkan potensi desa, hingga pemanfaatan sumber daya manusianya. Di antaranya, pembangunan pasar desa, warung desa, salon desa hingga penyaluran air bersih ke warga. Ke semua usaha ini dikelola oleh BUMDes.
Setahun kemudian, BUMDes ini membangun usaha pasar Yadnya dan penataan areal pasar desa yang menghabiskan Rp350 juta. Dananya diambil dari APBD desa Sidan tahun 2017. "Pasar Yadnya menyediakan segala kebutuhan upakara bagi warga. Di mana barang dagang (sarana upakara) diproduksi oleh masyarakat desa. "Ini juga sebagai penghasilan tambahan bagi ibu-ibu rumah tangga," tambah dia.
Tahun 2018 ini, BUMDes Mertha Ayu akan mengembangkan unit usaha simpan pinjam dengan modal dari APBD desa sebesar Rp135 juta.
Di sektor infrastruktur, pengurus Desa Sidan juga investasi dan membangun PAM desa menggantikan PAM Gianyar yang dinilai mahal. "Kami bangun PAM desa sejak tahun 2014, dan mulai beroperasi tahun 2015 yang direspon sangat baik oleh masyarakat karena airnya terus mengalir selama 24 jam dan kualitas airnya sama dengan PAM Gianyar (kabupaten)," kata Made Sukra.
"Jumlah pelanggan PAM desa dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2015 mencapai 154 keluarga, tahun 2016 naik 196 keluarga, dan tahun 2017 naik 254 keluarga," ungkap kepala desa itu.