Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha kerajinan Bali mengirimkan mata dagangan bernilai seni dengan lancar untuk memenuhi permintaan konsumen Jepang, walau perolehan devisanya selama lima bulan periode Januari-Mei 2016 berkurang hingga 9,98 persen akibat krisis ekonomi global.
"Kami masih mengirimkan aneka kerajinan berbahan baku kulit ke Jepang, namun jumlahnya tidak sebanyak seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Pengusaha sekaligus eksportir barang kerajinan Bali, Ni Made Sumawati di tempat usahanya di Gianyar, Rabu.
Pengrajin Bali sebenarnya mampu memenuhi permintaan aneka barang berkualitas dan bisa dimanfaatkan secara praktis oleh konsumen Jepang, hanya saja kondisi ekonomi masyarakat negeri matahari terbit itu belum sebaik yang diharapkan.
Oleh sebab itu volume perdagangan maupun perolehan devisa ke Jepang berkurang hingga 18,74 persen menjadi hanya 669.830 dolar selama Mei 2016, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kondisi itu juga dialami Singapura, Perancis dan Amerika Serikat.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali melaporkan, realisasi perdagangan ekspor nonmigas terutama aneka kerajinan ke negeri Sakura, walaupun jumlahnya sedikit berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, tetapi masih lancar dan ada tanda-tanda untuk meningkat dimasa mendatang.
Perolehan devisa aneka kerajinan dan nonmigas Bali lainnya ke Jepang bernilai 17,1 juta dolar AS selama Januari-Mei 2016, atau berkurang 9,98 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 19 juta dolar.
Sumawati menambahkan, konsumen Jepang menginginkan barang yang bermanfaat dan bentuknya praktis, dan perajin Bali mampu memenuhi permintaan tersebut, maka hasil ekspornya masih lancar walau jumlahnya agak berkurang.
Perajin tetap mampu memproduksi aneka barang kerajinan dalam bentuk yang praktis dan mudah dibawa serta memiliki banyak manfaat guna memenuhi permintaan pangsa pasar luar negeri khususnya konsumen negeri matahari terbit itu.
Ia mengatakan, tas kain berwarna warni yang dibuat dengan memanfaatkan limbah dari pengusaha garmen ternyata menghasilkan mata dagangan cukup menarik dan laku keras di pasaran Jepang, karena dinilai antik dan praktis pemanfaatannya.
Usaha kerajinan yang dimilikinya, punya perancang dan memproduksi mata dagangan jenis baru tersebut, ternyata mendapat pasaran yang baik dari kalangan anak-anak muda di Jepang sebagai barang cendramata yang bermanfaat. (WDY)