Denpasar, 9/5 (Antara) - Perdagangan aneka barang kerajinan dan hasil pertanian produksi Bali masih gencar memasuki pasar Amerika Serikat (AS) menyebabkan perdagangan ke negeri Paman Sam tersebut mengalami surplus hingga 17 juta dolar AS triwulan I-2016.
"Sebagian besar komoditas utama yang diekspor seperti pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu, perabot dan penerangan rumah yang ditujukan ke AS," kata seorang eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar, Senin.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali dengan AS mengalami surplus, sebab ekspor daerah ini ke negeri itu tercatat 30,5 juta dolar selama tiga bulan periode Januari-Maret 2016, sedangkan impor hanya 3,5 juta dolar dalam kurun waktu yang sama.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan mata dagangan nonmigas lainnya dari Bali cukup gencar diawal tahun 2016 seharga 30,5 juta dolar bertambah hingga 24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya 26,6 juta dolar.
Tinggi nilai ekspor ke AS itu, berkat ada tujuh dari sepuluh produk utama ekspor Bali masih terjual untuk memenuhi keperluan masyarakat Amerika Serikat (AS) dan kondisi ini pula negeri Paman Sam merupakan pembeli terbesar selama ini.
Sedangkan barang impor Bali yang sebagian bahan baku industri kecil dan kerajinan seperti kain, permata, peralatan listrik, plastik, logam, arloji dan bagiannya, disamping mesin pesawat sebagian besar diekspor kembali.
Wanita pengusaha Bali ini menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini.
Sementara Jepang ada diurutan kedua walau jumlahnya berkurang hanya bernilai 10 juta dolar selama tiga bulan I-2016, kemudian disusul Australia pembeli diurutan ketiga dengan nilai 9,3 juta dolar naik dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya 9,2 juta dolar.
Ada tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali disamping barang nonmigas Bali lainnya, maka realisasi perolehan devisa selama tiga bulan I-2016 tercatat 123,9 juta dolar berkurang 4,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 129,6 juta dolar. (WDY)