Denpasar (Antara Bali) - Ekspor berbagai jenis matadagangan Bali ke Amerika Serikat mengalami surplus sebesar 107,4 juta dolar AS selama sebelas bulan periode Januari hingga November 2016.
"Perdagangan aneka barang kerajinan dan hasil pertanian, perikanan dan kelautan masih gencar memasuki pasaran Amerika Serikat, sehingga menyebabkan perdagangan ke negeri Paman Sam itu surplus," kata seorang eksportir aneka kerajinan Bali, Ni Nyoman Sumerti, di Denpasar, Kamis.
Lima dari sepuluh produk utama ekspor Bali terjual ke pasaran potensial Amerika Serikat seperti ikan dan udang, pakaian jadi bukan rajutan, perabotan, penerangan rumah, kayu, barang dari kayu, benda-benda dari batu, gips dan semen.
Sedangkan lima produk lainnya seperti perhiasan/permata terutama diekspor ke Australia, produk barang-barang rajutan paling banyak diekspor ke Singapura, dan barang-barang dari kulit ditujukan paling banyak ke Jepang.
Barang impor Bali sebagian bahan baku industri kecil dan kerajinan, seperti kain, permata, peralatan listrik, plastik, logam dan arloji, selain mesin pesawat, sebagian besar diekspor kembali yang mampu memberikan nilai tambah.
Wanita pengusaha Bali itu menilai, walaupun perekonomian negeri adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar mata dagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu merupakan yang tertinggi selama ini.
Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho dalam kesempatan terpisah, membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali dengan AS mengalami surplus sebesar 106,4 juta dolar AS.
Dia menyebutkan, ekspor daerah ini ke negeri itu sebesar 119,2 juta dolar AS selama periode Januari-November 2016, sedangkan impor dalam kurun waktu yang sama hanya 12,8 juta dolar AS.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan mata dagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 119,2 juta dolar AS selama Januari-November 2016, meningkat 11,28 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya 11,5 juta dolar AS.
Pembeli dari Australia berada di urutan kedua bernilai 43,2 juta dolar AS selama sebelas bulan I-2016, bertambah 16 persen jika dibandingkan periode sama 2015 mencapai 37 juta dolar AS, kemudian disusul Jepang 37,8 juta dolar AS, bertambah 4,16 persen dari periode sebelumnya 36,3 juta dolar AS.
Terdapat tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali sehingga realisasi perolehan devisa selama sebelas bulan I-2016 tercatat 463,6 juta dolar AS, bertambah hanya 1,56 persen jika dibandingkan sebelumnya hanya 456,5 juta dolar AS. (WDY)