Denpasar (Antara Bali) - Anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Dharma Panji Lestari, Kabupaten Gianyar, membawakan tari Janger dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-38 di Taman Budaya Denpasar, Rabu.
"Tantangan untuk melatih anak-anak ini, memang kami harus sabar, karena anak-anak jiwanya suka bercanda dan suka bermain," kata I Nyoman Budiasa, Pembina Sanggar Dharma Panji Lestari di sela-sela pementasan tari Janger itu.
Dalam pementasan di Kalangan (panggung) Ayodya, Taman Budaya tersebut, tari Janger dibawakan oleh 28 penari anak-anak, 12 diantaranya anak perempuan dan 16 anak laki-laki.
Selain menari, mereka membawakan dialog dan lelucon, yang salah satu isinya menyoroti penggunaan gadget di kalangan anak-anak.
Penonton yang memadati Kalangan Ayodya pun terlihat menikmati pentas seni yang dibawakan anak-anak itu, dengan ikut tertawa dan juga berulangkali memberikan aplaus. Penonton tidak beranjak dari tempat duduknya hingga pertunjukan usai.
"Kami bangga ternyata anak-anak bisa mengembangkan dengan baik saat pementasan tadi, walaupun awalnya kami sempat deg-degan," ucap Budiasa.
Dia menambahkan, dalam dialog yang dibawakan anak-anak itu sengaja berisi sindiran penggunaan gadget agar mereka tidak lupa untuk menjaga tradisi yang dimiliki. Hal ini disesuaikan dengan tema PKB yakni "Karang Awak" yang berarti Mencintai Tanah Kelahiran.
Budiasa mengharapkan anak-anak dapat lebih arif menggunakan gadget. "Penggunaan gadget juga bisa sejalan dengan upaya menjaga tradisi, misalnya digunakan untuk mendownload tari-tari tradisi," katanya.
Untuk pementasan tersebut, anak-anak yang berusia dari 7-14 tahun itu telah dilatih selama tiga bulan, tetapi setahun terakhir mereka juga sudah diajak untuk "ngayah" atau menyumbangkan tarian dalam kegiatan ritual di pura.
"Dalam melatih anak-anak ini, kami harus menerapkan prinsip Tut Wuri Handayani, harus memberikan contoh juga. Di saat waktu bermain, kami memberikan kebebasan mereka untuk bermain, tetapi ada waktunya juga harus serius berlatih," kata Budiasa. (WDY)