Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 29 pelajar dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali ikut ambil bagian dalam lomba mengukir buah memeriahkan Festival Agribisnis 2015 yang digelar Pemerintah Provinsi Bali.
Pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) utusan dari kabupaten/kota bersaing ketat untuk bisa meraih juara dalam lomba mengukir buah tersebut, di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Sabtu petang.
Dari pantauan di lokasi lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, yang menjadi tempat berlangsungnya lomba ukir buah, sebanyak 28 pelajar bersaing ketat untuk memperebutkan juara.
Dengan menggunakan sebuah alat berupa pisau, serutan, para siswa-siswi nampak terampil mengukir buah-buahan yang terdiri dari semangka, kunyit dan pepaya.
Heri Artawan, seorang siswa SMK PGRI 4 Denpasar mengatakan, dari perlombaan yang diberikan waktu dua jam oleh dewan juri ini, selain memikirkan waktu yang sangat sempit juga dibutuhkan ketelitian untuk mengukir buah-buahan.
"Saya mengukir buah semangka yang nantinya akan saya ukir menyerupai topeng sebuah barong,"ujarnya saat ditemui di lokasi.
Ia mengatakan, tingkat kesulitan untuk membuat ukiran dengan menggunakan bahan dari buah-buahan ini adalah, pada saat mengukir dan mengupas buah hingga bisa menjadi bentuk sebuah topeng.
"Tingkat kesulitannya mengukir ini terjadi saat pengupasan, perlu ketelitian dan kejelian agar hasilnya dapat maksminal," imbuhnya.
Sementara itu, Nyoman Suasatika, ketua panitia Festival Agribisnis 2015 menjelaskan, buah - buahan yang di sajikan untuk diukir menjadi berbagai jenis karya seni ini adalah, merupakan buah produk lokal Bali.
"Semua produk buah-buahan yang ada di sini adalah merupakan hasil dari pertanian lokal Bali," pungkasnya. (WDY)