Denpasar (Antara Bali) - "Autis Centre" yang baru diresmikan Pemerintah Kota Denpasar hingga kini baru menerapkan sistem pembelajaran "moving class" atau satu siswa dibimbing oleh satu guru khusus di tempat berbeda.
"Teknisnya satu siswa dibimbing oleh beberapa guru terapis. Tapi mereka diajari satu hal yang berbeda pula oleh satu orang guru di ruang yang berbeda-beda," ujar Pembina Pusat Tumbuh Kembang Anak Berkebutuhan Khusus Ny. AA Rai Iswara, di Denpasar, Jumat.
Dikatakan, dengan diterapkan sistem pembelajaran tersebut maka perkembangan dan kemampuan siswa akan terus terpantau dengan baik.
"Selain itu, pemberian terapi terhadap siswa pun akan lebih fokus, sehingga diharapkan terjadi peningkatan kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan kebutuhan khusus tersebut," katanya.
Dijelaskan, para siswa akan diberikan berbagai terapi yang dilakukan oleh seorang guru terapis kepada satu orang siswa saja.
Terapi itu di antaranya terapi ocupasi, terapi perilaku dan terapi wicara. "Terapi itu akan dilakukan di beberapa ruang yang tersedia di 'Autis Centre'. Ruang tersebut di antaranya ruang individual, verbal, sensori, latihan konsentrasi, eksplorasi dan permainan edukatif," katanya.
Nantinya, terapi yang akan diberikan kepada siswa akan disesuaikan dengan tempat yang menunjang untuk pelaksanaan terapi tersebut. Karena di ruangan tersebut tersedia berbagai sarana penunjang terapi.
"Nantinya hasil terapi dan pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan dilaporkan secara berkala kepada orang tua siswa," katanya.
Sementara itu Ni Wayan Budiarni, salah satu orang tua siswa yang mengalami gangguan konsentrasi mengaku, sangat terbantu dengan adanya "Autis Centre" yang didirikan oleh Pemerintah Kota Denpasar.
Dikatakan, selama ini dirinya harus memeriksakan anaknya ke psikiater karena tidak ada sekolah khusus seperti itu.
"Kami mengucapkan terima kasih pada Pemkot karena telah mendirikan 'Autis Centre' sehingga para orang tua tidak khawatir lagi akan perkembangan anak mereka yang memiliki kebutuhan khusus," ujarnya.(*)