Denpasar (Antara Bali) - Harga cabai rawit di empat pasar tradisional di Denpasar, Bali, rata-rata mengalami lonjakan 35,69 persen, akibat banyaknya permintaan konsumen menjelang Hari Raya Galungan yang berdekatan dengan Idul Fitri.
Kepada Bidang Kerjasama dan perlindungan Disperindag Kota Denpasar, Jarot Agung Iswayudi, saat dihubungi di Denpasar, Selasa, mengatakan harga cabai rawit rata-rata mencapai Rp38.400 per kilogram (/kg) atau naik Rp10.100 (/kg) dari harga sebelumnya Rp28.300 (/kg).
"Lonjakan harga cabai rawit ini juga disebabkan karena pengaruh mekanisme pasar." ujat Jarot.
Ia menjelaskan kenaikan harga cabai rawit itu, terjadi di Pasar Kreneng Denpasar, Pasar Pulau Kerti, Pasar Badung, dan Pasar Agung.
Menurut dia, kenaikan harga cabai tersebut juga disebabkan karena distribusi barang mengalami hambatan kerena adanya libur hari raya sehingga pasokan barang terbatas.
"Saya meyakini lonjakan harga barang itu akan berakhir setelah libur hari raya," ujarnya.
Putu Agustini, seorang pedagang di Kumbasari, Denpasar, Bali, mengatakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan karena banyaknya permintaan konsumen dan pasokan dari agen distributor menipis sehingga terjadi kenaikan harga barang.
"Kenaikan harga ini karena momen hari raya yang juga diikuti banyaknya permintaan masyarakat akan cabai rawit itu," ujarnya.
Untuk harga cabai rawit yang dijual ditempatnya tersebut, dijual dengan harga Rp38.000 per kilogramnya, dimana pekan lalu kisaran harga Rp27.900/kg.
Hal yang sama diungkapkan Putu Diah, seorang pedagang di Kreneng, Denpasar, Bali, mengatakan kenaikan harga cabai rawit disebabkan karena persediaan barang diagen distributor kembali menipis.
"Harga cabai rawit yang saya jual kisaran Rp40.300 per kilogramnya, dimana pekan lalu kisaran harga Rp30.200/kg," ujarnya. (WDY)