Medan (Antara Bali) -India mengakui masih sangat tergantung dengan
minyak sawit Indonesia dan meyakini impornya terus bertambah sejalan
denggan permintaan/kebutuhan yang terus meningkat.
"Dari 7,59 juta ton impor minyak sawit India pada tahun lalu misalnya,
sebagian besar berasal dari Indonesia," kata President The Solvent
Extractors Association of India (SEA), Pravin S Lunkad di Medan, Minggu.
Pravin dan belasan orang anggota SEA lainnnya yang merupakan importir
minyak nabati itu berada di Sumatera Utara sejak Kamis, 4 Maret lalu
untuk melihat perkebunan dan industri sawit di daerah itu dan
membicarakan peluang bisnis dengan pengusaha Sumut.
India, kata dia, semakin tergantung dengan minyak sawit dari Indonesia
dengan alasan selain kebutuhan meningkat, minyak sawit Indonesia juga
diketahui semakin memiliki mutu baik. Kunjungan ke kebun dan industri sawit Sumut seperti ke milik PTPN IV
yang dinilai cukup memenuhi ketentuan, katanya, membuat keyakinan India
akan tetap meningkatkan impornya.
Namun dia mengakui, pengaruh pajak seperti bea keluar (BK) yang
dikenakan Indonesia dan bea masuk (BM) oleh India, sangat mempengaruhi
volume impor CPO dan produk turunan lainnya. Pada acara makam malam, Kamis lalu, dia menjelaskan, dengan jumlah
penduduk sebanyak 1,2 miliar orang, India membutuhkan 18 juta ton minyak
nabati dimana 11 juta ton di antaranya berupa impor.
Dari 11 juta ton, sebanyak 7,59 juta ton berupa minyak dari sawit dan
sisanya berupa minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan bunga lobak. "Untuk sawit, sebagian besar dari Indonesia dan Malaysia," katanya yang didampingi Direktur Eksekutif SEA, BV Mehta. (WDY)
India Akui Tergantung dengan Minyak Sawit Indonesia
Minggu, 8 Maret 2015 15:51 WIB