Jakarta (Antara Bali) - Kementerian ESDM akan mengawasi secara ketat
proyek-proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Menteri
ESDM Sudirman Said di Jakarta, Senin mengatakan, pihaknya akan
mengumpulkan para kontraktor yang bakal ikut tender proyek APBN.
"Saya
akan minta mereka untuk ikuti tender dengan baik. Jangan melakukan
praktik yang tidak baik," katanya usai rapat pimpinan Kementerian ESDM
dengan agenda pembahasan RAPBN Perubahan 2015.
Sudirman juga mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan peran Unit Pengendali Kinerja yang dikepalai Widhyawan Prawiraatmadja.
"Nantinya,
bersama sekjen dan dirjen, unit ini akan mengkaji proyek demi proyek
mulai perencanaan hingga pelaksanaannya," katanya.
Dalam RAPBN Perubahan 2015, Kementerian ESDM mendapat alokasi anggaran sekitar Rp15 triliun.
Angka tersebut naik sekitar Rp5 triliun (50 persen) dibandingkan alokasi APBN 2015 sebesar Rp10 triliun.
Anggaran
Rp15 triliun tersebut terdiri atas belanja modal Rp9,8 triliun atau
naik 100 persen dibandingkan APBN 2015 sebesar Rp4,9 triliun.
Sisanya, sekitar Rp5 triliun merupakan belanja rutin.
Dalam waktu dekat, pemerintah akan membahas RAPBN Perubahan 2015 dengan DPR.
Sudirman mengatakan, pihaknya tidak ingin penyerapan anggaran yang rendah seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Kami
akan lakukan percepatan proyek. Sebagian sudah diumumkan tendernya pada
tahun lalu dan Maret ini seluruh tender akan selesai, sehingga di ujung
tahun tidak kejar-kejaran," katanya.
Menurut dia, belanja modal
Rp9,8 triliun antara lain diperuntukkan bagi pembangunan transmisi dan
gardu induk listrik, lalu pelistrikan 48 titik terluar Indonesia,
pembangunan jaringan gas rumah tangga dan konversi minyak tanah ke
elpiji.
Pelaksana Tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Naryanto
Wagimin mengatakan, pada RAPBN Perubahan 2015, pihaknya mendapat
tambahan alokasi belanja modal Rp3,4 triliun.
"Anggaran kami tambah Rp3,4 triliun dari hanya Rp418 miliar, dengan demikian total belanja modal Rp3,8 triliun," katanya.
Menurut
dia, sebagian besar tambahan belanja modal tersebut diperuntukkan bagi
pembangunan jaringan pipa gas baik bagi konsumen rumah tangga maupun
kendaraan dan stasiun pengisian bagan bakar gas.
Lainnya, dialokasikan bagi penyediaan 50.000 alat konversi gas untuk nelayan.
"Penyediaan tersebut merupakan `pilot project`(proyek percontohan) di seluruh Indonesia," katanya.
Naryanto
juga mengatakan, pihaknya akan melakukan studi dahulu terkait
spesifikasi tabung yang cocok untuk air laut dan aspek keselamatannya.
Ia juga menambahkan, pihaknya belum menerima data resmi jumlah nelayan, sehingga masih memakai data sendiri dulu.
Menurut
dia, versi Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah nelayan mencapai
4,7 juta, sementara data lainnya menyebutkan 15 juta.
"Mana yang dipakai. Kami belum dapat dokumennya," katanya.(WDY)
Kementerian ESDM Awasi Ketat Proyek APBN
Senin, 12 Januari 2015 14:53 WIB