Denpasar (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta menyebutkan ada warga negara asing (WNA) ikut membeli elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram di Bali.
“Orang asing yang punya rumah sendiri, vila, pondok sendiri ternyata mereka memanfaatkan. Saya lihat sendiri di lapangan,” kata Parta ketika meninjau distribusi elpiji subsidi, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, WNA yang ikut membeli elpiji bersubsidi itu diperkirakan karena penjual enggan berdebat dengan orang asing tersebut.
“Iya dia ambil juga kan dikasih juga. Orang juga tidak bisa berdebat dia (WNA) boleh atau tidak (membeli),” ujarnya pula.
Sedangkan produk elpiji menyerupai melon itu diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia yang masih miskin.
Politikus asal Kabupaten Gianyar, Bali itu tidak memberikan detail apakah WNA itu berbelanja elpiji bersubsidi di pangkalan atau di pengecer.
Adapun harga elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram di Bali mencapai Rp18 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022.
“Ini kan butuh ada ketegasan juga siapa yang berhak dan siapa yang tidak berhak,” katanya lagi.
Baca juga: Presiden Jokowi tegaskan Elpiji 3 kg hanya untuk masyarakat kurang mampu
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya melakukan registrasi pembelian subsidi elpiji tiga kilogram di tingkat pangkalan elpiji resmi.
Konsumen, kata dia, membeli elpiji bersubsidi meregister melalui nomor induk kependudukan (NIK) di Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Ia pun membutuhkan dukungan masyarakat terkait kebijakan itu, agar dapat dilakukan identifikasi dan subsidi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada negara.
“Kami harus pertanggungjawabkan kepada negara siapa saja yang ambil (elpiji subsidi),” katanya.
Berdasarkan data Pertamina, dari sekitar 237.500 unit pangkalan resmi elpiji di Indonesia, sebanyak 3.578 unit pangkalan di antaranya berdiri di Bali.
Berdasarkan data Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, per Minggu (30/7), jumlah penduduk di Bali yang sudah melakukan registrasi pembelian elpiji subsidi tiga kilogram sudah mencapai 108 ribu dan diperkirakan akan terus bertambah.
Sedangkan konsumsi rata-rata harian untuk produk elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali mencapai 264 ribu tabung.
Pada Rabu (26/7), Pertamina menambah pasokan elpiji subsidi itu secara bertahap mencapai 368.480 tabung atau sekitar 139 persen dari rata-rata penyaluran harian elpiji berbentuk melon itu di Bali.
Sementara itu, konsumsi harian elpiji non subsidi “Bright gas” ukuran 12 kilogram sekitar 9,9 metrik ton atau sekitar 825 tabung per hari di Bali.
Baca juga: Pertamina catat pasokan elpiji tiga kilogram melimpah
Baca juga: Pertamina usut aduan dugaan penyimpangan distribusi elpiji di Denpasar
Baca juga: Pertamina tambah 368.480 tabung elpiji tiga kilogram di Bali
Baca juga: Pertamina gelar operasi pasar gas elpiji tiga kilogram di Bali
Baca juga: Gas elpiji 3 kilogram di tingkat pengecer langka di Denpasar