Denpasar (ANTARA) - Ketersediaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di tingkat pengecer langka di Kota Denpasar, Bali, karena tidak ada suplai sejak tiga hari lalu.
“Sudah tiga hari kosong, biasanya tiap hari kami dapat pasokan,” kata pedagang kebutuhan pokok Made Adi di Denpasar, Rabu.
Ia pun kemudian memasang pengumuman bertuliskan “kosong” yang diawali dan diakhiri tiga tanda seru.
Tujuannya, kata dia, agar konsumen langsung memahami bahwa tidak ada persediaan di warungnya yang berlokasi di Jalan Padma, Denpasar Timur.
Kondisi serupa juga terjadi di salah satu toko modern yang berlokasi di Jalan Nangka Utara, Denpasar Utara.
Seorang karyawan yang tak ingin disebutkan namanya itu juga mengaku persediaan kosong sejak tiga hari lalu.
Biasanya, kata dia, per hari tokonya mendapatkan jatah 30 tabung elpiji subsidi itu.
“Kalau diecer itu harganya Rp20 ribu per tabung,” ucap pegawai toko tersebut.
Lebih lanjut, seorang konsumen Komang Iswara mengaku terakhir membeli gas elpiji 3 kilogram pada Minggu (16/7), namun saat ini sudah tidak tersedia di sejumlah toko terdekat dari rumahnya di sekitar Jalan Anyelir-Jalan Akasia Denpasar Timur.
Untuk menyiasatinya, ia beralih menggunakan tabung gas non subsidi 12 kilogram seharga Rp200 ribu sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
“Soalnya kebutuhan rumah tangga, mau tidak mau mengeluarkan biaya tambahan lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Manager Komunikasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Ahad Rahedi mengimbau masyarakat untuk membeli elpiji dengan tabung berwarna hijau itu di pangkalan resmi.
Pertamina, kata dia, hanya mengontrol stok sampai distribusi di pangkalan resmi bukan di tingkat pengecer.
Ada pun sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 tahun 2022 menetapkan harga eceran tertinggi (HET) di pangkalan resmi sebesar Rp18.000 per tabung gas elpiji tiga kilogram.
“Pertamina memastikan kondisi penyaluran Elpiji 3 kilogram di wilayah Bali dalam keadaan aman,” kata Ahad Rahedi.